GRESIK | duta.co – Kelakuan bengal siswa SMP PGRI Wringinanom berinisial AA (15) yang tinggal di Dusun Kerajan RT 01 RW 05 Desa Wringinanom Kecamatan Wringinanom, mencoreng dunia pendidikan di Kabupaten Gresik.

Berdasarkan video yang viral di media sosial (medsos), dia berlagak preman kampung yang menantang serta hampir mencekik leher guru honorer disekolahnya bernama Nurkalim (30) warga Dusun Pasinan RT 19 RW 04 Desa Pasinan Lemah Putih Kecamatan Wringinanom.

Video berdurasi 50 detik itu, terlihat kejadiannya di dalam kelas. Bahkan, suasana kelas layaknya tempat nongkrong. Semua siswa hanya menertawakan guru yang tengah tak berdaya hanya terdiam dengan perlakukan kurang ajar AA.

Saat ditegur agar tak merokok didalam kelas, AA berlagak sok jagoan dengan mendatangi gurunya. Namun, sang guru hanya berusaha sabar. Tapi, ulah AA semakin brutal dengan menarik kerah baju serta nyaris mencekik leher gurunya.

Polisi langsung menindaklanjuti beredarnya video siswa kelas IX yang bengal itu. Kemudian, polisi melakukan penyelidikan dan menemui Nurkalim. Selain itu, AA bersama orangtuanya juga dipanggil ke Polsek Wringinanom.

“Kita pertemukan Nurkalim, staf Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, pihak sekolah, siswa terlibat dan juga wali muridnya. Kita mediasi secara humanis,” terang Kapolres Gresik AKBP Wahyu Sri Bintoro, Minggu (10/2) kemarin.

Dijelaskan, hasil interogasi yang dilakukan petugas, aksi tidak terpuji siswa tersebut terjadi pada Sabtu (2/2) lalu. Awalnya, Nurkalim tidak mempermasalahkan tindakan yang diperbuat oleh siswanya tersebut. Bahkan, guru yang honornya hanya sebesar Rp 450 ribu perbulan itu, tidak ada rencana untuk  melaporkan ke pihak berwajib.

Namun, video tersebut sudah ramai beredar, pihak kepolisian segera mengambil tindakan. Dengan harapan, kejadian itu bisa segera diselesaikan dan menjadi pelajaran agar tidak terulang lagi.

“Prihatin, kalau sudah diluar aturan perbuatannya butuh penindakan tegas namun tetap humanis. Semoga ini bisa jadi pelajaran dan jangan sampai terulang lagi di generasi ke depan. Anak-anak seusia mereka butuh diarahkan jangan dibiarkan,” tukasnya.

Kasus siswa bengal tersebut membuat geram guru honorer non kategori II (non K2). Menurut penasehat Forum Komunikasi Non K2, Luthfi Syarifuddin, pihaknya sangat menyayangkan kejadian tersebut.

“Seorang guru atau tenaga kependidikan seharusnya kedudukannya benar-benar dihargai dan dihormati. Keberadaan guru tidak ada bedanya antara PNS dengan honorer. Kan, guru sebagai orang tua siswa di sekolah,”ujar dia.

Pihaknya meminta pemerintah baik di pusat maupun di daerah tidak tinggal diam dengan adanya peristiwa ini.

“Artinya pemerintah harus ikut bertanggung jawab terlebih sanksi terhadap pelaku, ke depannya pemerintah harus menyiapkan regulasi aturan perlindungan guru dan juga aturan terkait proses guru dalam pelaksanaan pembelajaran.”

“Selama ini aturan di negara ini memang berjalan stagnant dalam hal pendidikan artinya guru dilarang memberikan sanksi terhadap siswa atau peserta didik yang melanggar aturan. Jadi ya beginilah jadinya pendidikan yang ada selama ini,” urainya.

Bahkan, Lutfhi Syarifuddin mengaku langsung meluncue ke Polsek Wringinanom untuk memantau proses mediasi tersebut. Selain itu, Anggota DPRD Gresik dari Fraksi Partai Golkar, Sugiyo SH juga turun ke lapangan.

“Sudah klir dari hasil mediasi itu,”ungkap dia.

Dalam mediasi tersebut, AA yang diantar kedua orang tuanya menandatangani sirat pernyataan permohonan maaf kepada Nurkalim dan merasa bersalah. Untuk itu, dia berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Ataupun mengancam dan dendam kepada Nurkalim. Apabila mengingkari janji bersedia dituntut sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.  Pernyataan itu dibaca oleh AA dengan menangis dan kedua orang tuannya ikut menangis. gus/pii

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry