TURUN: Salah satu perusahaan retail. turunnya daya beli masyarakat, omset retail turun bulan Mei 2017. (duta.co/dok)

JAKARTA |duta.co – Konsumsi salah satu sektor yang menjadi andalan bagi Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi. Hal ini pun menjadi kesempatan bagi industri retail di Indonesia untuk dapat berkembang pesat. Hanya saja, keadaan sebaliknya justru dirasakan oleh industri retail di Indonesia. Penjualan retail hingga akhir Mei pun tercatat anjlok dibandingkan tahun sebelumnya.

“Penjualan retail yang merupakan faktor pendorong pertumbuhan ekonomi menurun tajam menjadi 4,6% sampai dengan Mei dibandingkan rata rata pertumbuhan kuartal II-2016 sebesar 9,5%,” kata pengamat ekonomi dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng.

Pemerintah pun perlu memerhatikan perkembangan industri retail ini. Pasalnya, industri pada sektor ini juga turut memiliki andil besar pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Beberapa hal lainnya pun juga dinilai perlu menjadi fokus perhatian pemerintah. Di antaranya adalah reformasi struktural yang perlu dilakukan sebelum pemilihan presiden di Indonesia.

Dengan begitu, kepercayaan investor nantinya dapat meningkat untuk Indonesia. Khususnya adalah investor pada sektor retail yang membutuhkan investasi cukup besar untuk melakukan ekspansi. “Menurut Bank Dunia, tahapan pemilu yang akan dimulai pada tahun 2018 akan menghambat reformasi struktural, menimbulkan ketidakpastian dan akan menjadi pertimbangan utama bagi investor asing,” ungkapnya.

Tutupnya gerai Seven Level (Sevel) di Indonesia menjadi salah satu indikasi yang harus diperhatikan oleh pemerintah. Sektor retail menjadi pendorong ekonomi Indonesia. Bila omset retail turun, bisa jadi tanda turunnya daya beli masyarakat akibat tertekan melonjaknya kebutuhan. (imm)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry