Inilah suasana Khofifah menyambut baik kedatangan Risma dan Wisnu di rumahnya yang minta dukungan Pilwali Surabaya. (FT/detik.com)

SURABAYA | duta.co — Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjadi catatan serius jamaah Muslimat NU Surabaya. Ini menyusul pernyataannya, bahwa Jawa Timur membutuhkan pemimpin yang mau mendengar dan melayani. Risma menyebut Calon Gubernur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Calon Wakil Gubernur Puti Guntur Soekarno memiliki karakter yang dibutuhkan itu.

“Kita tidak butuh pemimpin yang sok pintar (merasa pandai). Kita hanya butuh yang mau mendengar. Gus Ipul orangnya mau mendengar, Mbak Puti orangnya amanah,” kata Risma, Minggu (10/6/2018) sebagaimana dikutip tribunnews.com.

Mafhum mukhalafah (pemahaman terbalik red)-nya omongan Risma ini, menegaskan, bahwa pasangan Khofifah-Emil itu, sok pintar, tidak mau mendengar dan melayani. Kalimat ini sadis sekali, kejam sekali. Risma seakan tidak mengenal siapa Bu Khofifah. Padahal, ketika nyalon walikota, ia bersama wakilnya merengek-rengek minta dukungan Muslimat NU, sowan sendiri ke rumah Bu Khofifah. Jangan karena beda pilihan, kemudian menafikan fatsoen politik,” jelas H Ali Azhar, Relawan Khofifah-Emil kepada duta.co, Senin (11/6/2018).

Menurut Gus Ali, panggilan akrabnya, para pemilih Jawa Timur sudah cerdas, tidak segampang itu didekte. “Bu Risma jangan sok hebat! Kita juga bisa kritik kepemimpinannya di Pemkot Surabaya. Tidak sedikit ‘catatan hitam’ yang bisa diekspose ke luar,” jelasnya dengan nada serius.

Sementara Bu Nyai Lilik Fadhilah, Muslimat NU Surabaya mengaku kaget mendengar pernyataan Risma tersebut. Menurutnya, kalau benar dia bilang seperti itu, ini tidak sepatutnya disampaikan oleh seorang Risma, yang dulu datang minta-minta didukung dalam Pilwali Surabaya.

“Menurut hemat kami pribadi, ini sudah kelewatan, melukai hati kami. Dalam politik, itu ada etika. Meski kita beda pilihan, tetapi ada kesantunan yang harus dikedepankan,” tegas Bu Nyai Lilik dengan nada serius.

Risma sendiri menyampaikan pernyataan itu dalam acara “Sahur Bersama dan Dialog Kebangsaan” bersama Tim Relawan Sahabat Gusti (Gus Ipul-Puti) Surabaya, di Jalan Urip Sumoharjo. Risma menuturkan, di tengah libur, ia terus bergerak dan menemui masyarakat Kota Surabaya. Ia menyebut, banyak orang ingin menjadi pemimpin. “Tapi, hanya Gus Ipul-Mbak Puti yang paling amanah,” ujarnya.

Tak ayal, sindiran keras Risma ini mengingatkan ketika ia masih menjadi pasangan calon Wali Kota Surabaya bersama Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana menemui Ketua PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa di kediamannya di kawasan Jemursari Kota Surabaya, guna menggalang suara dari Muslimat dan Fatayat NU.

Betapa terhormat dia dengan sambutan Khofifah saat itu. “Saya kenal Bu Risma ini sudah lama. Bukan hanya ketika Bu Risma saat akan maju sebagai calon walikota Surabaya.  Sudah banyak prestasi yang dibikin oleh Bu Risma, utamanya di Surabaya,” ujar Khofifah yang saat itu menjabat sebagai Menteri Sosial saat bertemu dengan Risma-Whisnu di kediamannya.

Tetapi, ‘jamuan’ indah politik itu berbuah pahit. Ibarat air susu dibalas air tuba. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry