SURABAYA| duta.co – Aksi radikalisme yang mengarah pada retaknya kesatuan bangsa Indonesia yang dilakukan pihak tak bertanggung jawab saat ini tengah merebak.

Diperlukan cara modern dalam antisipasinya dan salah satunya bisa dilawan dengan menumbuhkan semangat nasionalisme. Terutama di kalangan millenials yang sering dijadikan target rekrutan bagi kelompok radikal itu.

Pernyataan diatas diungkapkan oleh Kapolrestabes Surabaya Kombespol Rudi Setiawan di forum diskusi kebangsaan yang diselenggarakan hasil kerja sama antara Gema Indonesia, Polrestabes Surabaya, Perhumas Surabaya, Aliansi Pelajar Surabaya, dan Forum Antar Umat Beragama pada hari Sabtu (28/7/2018).

“Rasa nasionalisme ini lah yang bisa membendung radikalisme. Kita harus tumbuhkan kembali rasa nasionalisme di kalangan generasi millenials,” kata Kombes Rudi.

“Itu harus mulai dari hal kecil. Semisal apa, kalau kita cinta Indonesia, ayo pasang bendera menjelang momen 17 Agustus,” tambahnya.

Ada Tindak Lanjut

Lebih lanjut, Kombes Rudi juga mengungkapkan jika beberapa langkah preventive langsung untuk mencegah semakin berkembang juga telah dilakukan oleh jajaran Polrestabes Surabaya.

“Dialog langsung dengan pelajar dan mahasiswa untuk memberikan pemahaman tentang kewajiban mereka menjaga NKRI juga telah sering kita lakukan. Jemput bola ini merupakan cara yang paling efektif,” bebernya.

“Kami di polrestabes surabaya juga sudah punya unit surveillance untuk memantau kelompok yang diindikasi radikalis. Langkah selanjutnya, kami bersama BNPT langsung berupaya mendekati mereka dan mengambil langkah deradikalisme,” pungkas Kombes Rudi.

Senada, Ketua Perhumas Surabaya Suko Widodo yang juga turut menjadi pembicara pada forum diskusi itu juga memiliki pandangan yang sama. Nasionalisme adalah kunci utama untuk menangkal penyebaran virus radikalisme.

“Indonesia ini terdiri dari berbagai macam latarbelakang berbagai macam etnis. Sudah jangan dipecah-pecah. Melalui nasionalisme ini lah rasa kesatuan dan persatuan di tengah perbedaan bisa dimunculkan. Kalau sudah begitu, maka radikalisme sudah tidak punya ruang lagi,” kata Suko.

“Radikalisme itu mengingkari Janji luhur marwah bangsa Indonesia. Ini terjadi disebabkan banyak hal, seperti interaksi antar bangsa yang kian meningkat, distrust terhadap pemerintahan, dan kurang efektif ya pendidikan kebangsaan selama ini” tambah Suko yang juga pakar komunikasi publik Unair.

Sebagai tindak lanjut nyata dan berkelanjutan, para peserta forum diskusi pada kali ini sepakat untuk mengadakan forum-forum lanjutan dengan tema kebangsaan. Gema Indonesia, Polrestabes Surabaya, Perhumas Surabaya, Aliansi Pelajar Surabaya, dan Forum Antar Umat Beragama siap untuk secara berkala duduk bersama dengan berbagai elemen masyarakat guna kembali memupuk rasa nasionalisme di tengah masyarakat.(ekp)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry