dr Hotimah Masdan Salim, PhD
Dosen S1 Kedokteran, Fakultas Kedokteran
TUBERKULOSIS di Indonesia menduduki peringkat ke-2 dunia dan jumlah kasus di Jawa Timur sebanyak 51.548 per agustus 2024.
Meningkatnya kasus TBC ini menggugah kami dari Unusa untuk melakukan pengabdian pada masyarakat. Ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencegah penularan TBC.
Program pengabdian masyarakat bertajuk SIGAP-TBC (Skrining Pencegahan Penularan TBC) dilaksanakan di Pondok Pesantren Hidayatulloh Al-Muhajirin Bangkalan, Madura beberapa waktu lalu.
Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa
Pemgmas ini didanai Program Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun Anggaran 2024, yang dikelola oleh Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
Di pengmas ini kami bekerja tim dengan anggota Prof.Mulyadi Sp.P(K) dari Prodi Profesi Dokter dan Dr.Eng.Ir Dwi Arman Prasetya, S.T.,MT, IPU.
Kegiatan SIGAP-TBC terdiri dari serangkaian acara yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pencegahan penularan TBC serta pemberdayaan komunitas dalam menciptakan lingkungan yang sehat. Rangkaian kegiatan ini meliputi :
1. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait TBC.
Acara penyuluhan ini menghadirkan narasumber dari Puskesmas Buduran yang memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga perilaku hidup bersih dan sehat guna mencegah penularan TBC.
Penyuluhan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai cara-cara efektif untuk mencegah TBC, termasuk pentingnya ventilasi yang baik, kebersihan diri, dan deteksi dini gejala TBC.
2. Skrining dan Pemeriksaan TBC
Sebagai langkah awal dalam pencegahan TBC, dilakukan skrining dan pemeriksaan kesehatan bagi masyarakat. Skrining ini bertujuan untuk mendeteksi secara dini kasus-kasus TBC, sehingga dapat segera ditindaklanjuti dengan pengobatan yang tepat. Dengan deteksi dini, diharapkan penyebaran TBC di masyarakat dapat ditekan.
3. Penyuluhan Pemberdayaan Dapur Sehat dan Kebun Mandiri
Dalam rangka mendukung ketahanan pangan dan gizi keluarga, program ini juga menyelenggarakan penyuluhan mengenai pemberdayaan dapur sehat dan kebun mandiri.
Masyarakat diajarkan cara memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam sayuran dan tanaman obat, yang tidak hanya berfungsi sebagai sumber pangan sehat tetapi juga sebagai bagian dari upaya pencegahan penyakit.
4. Peresmian Kebun Sehat
Salah satu kegiatan unggulan dalam program SIGAP-TBC adalah peresmian Kebun Sehat. Kebun ini merupakan wujud nyata dari upaya pemberdayaan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan. Kebun Sehat diharapkan menjadi contoh bagi masyarakat lainnya dalam memanfaatkan lahan pekarangan untuk menciptakan lingkungan yang asri, sehat, dan produktif.
5. Peresmian Aplikasi SIGAP-TBC
Sebagai penutup rangkaian kegiatan, dilakukan peresmian aplikasi SIGAP-TBC. Aplikasi ini dirancang untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses informasi seputar TBC, termasuk gejala, pencegahan, serta fasilitas kesehatan yang dapat dihubungi. Aplikasi ini juga dilengkapi fitur untuk melaporkan kasus TBC yang ditemukan di lingkungan sekitar, sehingga penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan tepat sasaran.
Program SIGAP-TBC ini merupakan salah satu bentuk nyata dari upaya bersama antara UNUSA, tenaga kesehatan, komunitas pondok pesantren dan masyarakat dalam mencegah dan menanggulangi TBC. Diharapkan dengan adanya program ini, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pencegahan TBC dapat meningkat, dan angka penularan TBC di Indonesia, khususnya di wilayah Jawa Timur, dapat ditekan. *