PRODUK: Direksi PT Suparma Tbk memperlihatkan dan menjelaskan aneka jenis produk perseroan setelah RUPS. Salah satu rencana Suparma yakni menambah mesin baru meningkatkan kapasitas produksi. (duta.co/imam)

SURABAYA | duta.co – PT Suparma Tbk (SPMA), pabrikan kertas, kertas minyak, tisu dan beberapa produk  lain berbasis di Surabaya berencana  melakukan investasi pembelian mesin baru untuk menambah kapasitas produksi tisu yang saat ini sudah mencapai 100 persen.

Direktur Suparma Hendro Luhur mengatakan tahun 2017 lalu kapasitas produksi mesin perseroan sudah mencapai 80 persen dan pihaknya telat mengantisipasi permintaan tisu yang meningkat pesat. Penjualan produk tisu tumbuh pesat seiring pertumbuhan industri perhotelan, perdagangan, dan restoran di Jawa Timur. Industri-industri ini menyerap 65 persen produk Suparma.

“Tahun ini jenis papper mesin akan diputuskan sehingga bisa lebih cepat untuk meningkatkan kapasitas produksi. Potensi pasar produk tisu terus berkembang dan peluang besar bagi perseroan,” jelas Hendro Luhur usai RUPS kemarin.

Hendro menambahkan penjualan bersih Suparma UPARMA  pada tahun lalu mencapai Rp.2.093 miliar atau tumbuh sebesar  8,3% dibandingkan dengan penjualan bersih tahun sebelumnya Sebesar Rp.1.932 miliar .

“Dimana pertumbuhan penjualan bersih tersebut terutama disebabkan oleh naiknya harga jual rata-rata produk kertas perseroan pada tahun 2017 sebesar 4,4%  dibandingkan harga jual rata-ratanya di tahun 2016,” jelas Hendro.

Hendro Luhur menambahkan sedangkan kuantitas penjualan produk kertas perseroan selama tahun 2017 mencapai 215 ribu MT atau meningkat  3,9%. Kenaikan beban pokok penjualan yang lebih tinggi dari pertumbuhan penjualan bersih menyebabkan laba kotor perseroan hanya mengalami sedikit kenaikan sebesar 1,2% dari semula Rp311,5 miliar di tahun 2016 menjadi Rp315,3 miliar di tahun 2017.

“Sehingga marjin laba kotor tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 15,1% dari semula  16,1%di tahun 2016,” jelasnya.

Hendro Luhur merinci hasil produksi kertas perseroan di tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar  1,4% menjadi sekitar 208.077 MT dari semula sebesar 205.111 MT di tahun 2016. Dimana tingkat

pemanfaatan kapasitas terpasang  (utilisasi) mesin kertas perseroan  sepanjang tahun 2017 mencapai  87,9% dari kapasitas terpasangnya yang sebesar  236.800 MT.

“Perlu penambahan mesin baru untuk antisipasi kebutuhan  pasar yang terus meningkat,” ujar Hendro Luhur.

Sementara itu jelas Hendro Luhur penjualan bersih perseroan untuk periode empat bulan pada tahun 2018 mengalami  pertumbuhan sebesar  14,8% . Terutama disebabkan oleh naiknya harga jual rata-rata produk kertas pada bulan januari hingga april 2018 yang sebesar 11,1% dibandingkan periode tahun 2017.

“Pencapaian penjualan bersih ini setara dengan 31,4% dari target  penjualan bersih perseroan  sebesar Rp2.334 miliar. Kuantitas penjualan keras perseroan pada periodeempat bulan tahun 2018 yang sebesar  222.849 MT.Sedangkan untuk hasil produksi kertas perseroan,” kata Hendro Luhur.

Pada periode empat buln tahun 2018 mengalami pertumbuhan dari semula sebesar 68.151 MT atau setara dengan 7,2% pancapaian hasil produksi kertas ini setara dengan 32,8% dari target produksi kertasyang sebesar  222.441 MT.

“Perseroan terus mengurangi bahan baku impor. Dimana tahun 2017 lalu impor bahan baku masih 24% dan akan terus ditekan kecuali beberapa bahan baku yang tidak ada di Indonesia. Diantaranya pulp serat panjang diimpor dari Jepang, Kanada dan Selandia Baru,” kata Hendro Luhur. (imm)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry