Kepala Satuan Tugas Pertemuan Tahunan IMF – WB 2018, Peter Jacobs saat berbicara di depan 580 wartawan dari seluruh Indonesia yang mengikuti Pelatihan Wartawan Daerah 2017 di Grand Sahid Jaya Jakarta, Selasa (21/11). Duta.co/endang

JAKARTA | duta.co – Indonesia akan menjadi tuan rumah gelaran rapat tahunan atau annual meeting International Monetary Fund (IMF) dan World Bank 2018. Acara yang akan digelar di Bali itu akan dihadiri perwakilan dari 189 negara dari 194 negara yang ada di dunia mulai dari Gubernr Bank Sentral, Menteri Keuangan serta para pengusaha di bidang perbankan dan  yang akan dipusatkan di Bali tahun depan.

Menjadi tuan rumah ini adalah sesuatu yang penting bagi Indonesia. Karena, manfaat jangka pendek dan jangka panjang dari gelaran tahun ini sangatlah besar. Untuk jangka pendek, Indonesia diperkirakan bisa meraup dana sekitar USD 100 juta acara ini. Karena, diprediksi aka nada 17 ribu peserta yang akan hadir di acara yang digelar selama seminggu itu. Dana sebesar itu diperoleh bisa dari dalam segala hal misalnya  wisata, hotel dan sebagainya.

“Tapi yang utama adalah efek jangka panjangnya. Di mana nantinya sesama peserta bisa saling melakukan kerjasama, perdagangan jangka panjang, Sehingga efek jangka panjangnya sangat kita harapkan mengingat yang hadir ini memang mereka-mereka yang sangat berkepentingan untuk peningkatan ekonomi di Negara masing-masing,” ujar Kepala Satuan Tugas Pertemuan Tahunan IMF – WB 2018, Peter Jacobs saat berbicara di depan 580 wartawan dari seluruh Indonesia yang mengikuti Pelatihan Wartawan Daerah 2017 di Grand Sahid Jaya Jakarta, Selasa (21/11).

Ini adalah pertemuan yang terbesar dalam bidang ekonomi dan keuangan di dunia. Indonesia sendiri dipercaya menjadi tuan rumah bukan karena ditunjuk melainkan mendaftarkan diri sejak 2014 lalu. Indonesia menyakinkan bahwa kondisi perekonomian sangat baik sehingga pantas Indonesia dipilih untuk gelaran spektakuler ini pada 2018. Kepastian menjadi tuan rumah itu diperoleh kepastiannya pada 2015 lalu.

“Kenapa kita antusias menjadi tuan rumah. Karena kita bisa menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia itu bagus, perekonomiannya berkembang maksimal. Kita bisa tunjukkan sisten pembayaran non tunai kita, perkembangan perekonomian syariah kepada dunia. Sehingga dunia bisa menirunya,” jelas Peter.

Selain itu, dampak lain kata Peter dari gelaran ini terhadap Indonesia khususnya Bali adalah peningkatan penerapan tenaga kerja dan bisnis pariwisata. Saat gelaran IMF- WB 2015 di Lima Peru, Negara tersebut mengalami peningkatan bidang bisnis pariwisata sekitar 16,34 persen dan peningkatan lapangan kerja sebesar 6,82 persendari  2015 ke 2016.

“Di Indonesia khususnya Bali seharusnya bisa lebih dari itu. Karenanya kita antusias menggelar acara ini dan kini Bali terus berbenah. Karena kalau ini sukses, Bali dan Indonesia sebagai Negara MICE,”tutur Peter. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry