Direktur Utama Bank Jatim, R.Soeroso. DUTA/dok

SURABAYA | duta.co  – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk ( Bank Jatim) sudah bersedia menyiapkan modal Rp1 triliun. Ini dilakukan agar spin off Badan Usaha Syariah (BUS) bisa mendapatkan izin prinsip dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjadi Bank Jatim Syariah.

Nampaknya masalah modal yang menghambat spin off ini. Sehingga, BUS tidak juga menjadi anak usaha Bank Jatim. Padahal, rencana ini sudah digulirkan sejak lama. Sebelumnya Bank Jatim selaku induk hanya bersedia menyediakan modal sebesar Rp 500 miliar-an.

Dengan modal sebesar itu nantinya akan masuk dalam buku satu. Sementara OJK tidak  bersedia memberikan izin jika hanya berada di buku satu. OJK ingin Bank Jatom berada di buku dua dengan mofal minimal Rp 1 triliun.

Direktur Utama Bank Jatim, R. Soeroso mengatakan untuk spin off ini Bank Jatim memang dalam tahap prngajuan izin prinsip ke OJK.

“OJK belum mau menurunkan izin karena masalah modal. Masalah modal  kita sudah putuskan, nanti setelah izin OJK turun baru mengurus akta pendirian ke notaris. Kalau belum ada izin OJK ya notaris tidak berani memberikan akta pendirian. Karenanya sampai sekarang belum ada PT nya,” jelas Soeroso.

Ketika belum ada PT yang menaungi, maka modal memang tidak bisa diharapkan dari pihak lain. Bank Jatim selaku induk yang harus menyediakannya. “Karena kabupaten atau kota tidak berani setor uangnya kalau tidak ada PT nya. Makanya modal ini sepenuhnya ditalangi Bank Jatim. Supaya ini bisa segera selesai,” ungkapnya.

Ketika sudah jadi PT diakui Soeroso ada banyak dana yang akan disetorkan ke Bank Jatim Syariah ini. Salah satunya sisa lebih penggunaan anggaran (silpa) Pemerintah Provinsi Jatim 2017 sebesar Rp 800 miliar.

“Sudah ada yang mau setor tapi karena belum ada PT nya tidak berani disetorkan. Makanya kita serius untuk mengurus ini dan sudah sepakat modal Rp 1 triliun disiapkan Bank Jatim dulu,” tukasnya.

Diakui Soeroso ketika Bank Jatim memiliki bank syariah maka potensi yang bisa digarap sangat luar biasa. Pemerintah daerah yang mayoritas penduduknya muslim akan berlomba- lomba menyetorkan dananya ke bank syariah ini. “Kita doakan bersama agar ini segera beres,” tandasnya.

2017 Laba Bank Jatim Tumbuh Signifikan

Di saat perekonomian masih belum sepenuhnya membaik, namun sepanjang 2017 kinerja Bank Jatim menunjukkan indikasi membaik. Hal itu terlihat dari laba bersih yang didapat sebesar Rp 1,16 triliun atau naik 12,76 persen year on year (yoy). Kenaikan ini lebih tinggi dari rata-rata perbankan nasional yang tumbuh 8 persen-an.

Di tahun yang sama kredit Bank Jatim mengalami pertumbuhan sebesar 7,01 persen atau sebesar Rp 31,75 triliun. “Tahun-tahun sebelumnya kredit di angka Rp 28 triliun hingga Rp 29 triliun. Tapi 2017 bisa mencapai Rp 31 triliun. Sebuah langkah yang luar biasa,” tuturnya.

Untuk dana pihak ketiga Bank Jatim mencatatkan pertumbuhan sebesar Rp 21,48 persen atau menjadi Rp 39,84 triliun. “Ini menunjukkan tren kepercayaam masyarakat terhadap Bank Jatim cukup tinggi,” tandas Soeroso. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry