Keterangan foto okesultra.com

JAKARTA | duta.co – Sial! Berkali-kali Capres Jokowi sial. Acaranya sepi pengunjung. Padahal, sampai saat ini ia masih menyandang status presiden. Deklarasi dan pelantikan relawan Joko Widodo–Ma’ruf Amien ‘Doakan Jokowi Menang Satu Kali Lagi’ (DJM 1 KALI LAGI) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (22/12), misalnya, berlangsung sepi.

“Di Aceh saja Jokowi terpaksa batal hadir, karena relawan yang datang sedikit. Di Pekanbaru bangku tersedia banyak yang kosong. Saat itu Jokowi mendapat gelar dari Lembaga Adat Melayu,” begitu komentar Nasruddin Djoha, Pemerhati Ruang Publik Senin (24/12/2018).

Apa karena di luar Jawa? Tidak juga. Sewaktu mau meresmikan sebuah kegiatan di Balai Kartini, Jakarta, Paspampres terpaksa menyingkirkan kursi-kursi karena pengunjung yang datang sepi. Semua panitia, bahkan penjaga stand diminta duduk, ruangan juga tetap kosong.

Bedanya, di Kendari semakin tragis, meski disebutnya salah tehnis. Deklarasi yang digelar di salah satu hotel itu, hanya dihadiri beberapa orang saja. Dari 200 kursi yang dipesan oleh pihak panitia, hanya sekitar 30 kursi saja yang terisi oleh peserta. Selebihnya kosong tak bertuan. Padahal, kegiatan ini juga turut dihadiri oleh Ketua DPW Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hugua. Demikian laporan okesultra.com.

Berdasarkan undangan yang tersebar, acara ini seharusnya dimulai pada pukul 08.30 WITA, namun molor hampir enam jam lamanya dan baru dimulai pada pukul 14.00 WITA. Ketua DPW DJM 1 KALI LAGI Sulawesi Tenggara, Abdul Hakim Johar menyatakan permintaan maafnya kepada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) DJM 1 KALI LAGI atas amburadulnya pelaksanaan deklarasi ini.

“Saya memaklumi jika ada kekecewaan atas kekacauan acara pada hari ini. Namun saya menyakinkan kepada kita semua, jika segalanya akan indah pada waktunya,” kata Abdul Hakim Johar mencoba menghibur semua pihak.

Kepada awak media, Hakim mengatakan hal itu terjadi karena adanya kesalahan teknis antara penyelenggara kegiatan dengan pihak hotel. “Ada kesalahan teknis antara panitia penyelenggara dengan pihak hotel. Hanya itu saja dan itu hal kecil,” imbuhnya.

Hakim juga mengakui, sepinya deklarasi ini karena tidak semua anggota relawan yang namanya tercantum dalam SK aktif bekerja. “Berdasarkan SK itu, terdapat sekitar 60 anggota. Tapi memang tidak semua pengurus itu aktif dan bekerja,” jelasnya.

Padahal, menurut Ketum DPP DJM 1 KALI LAGI, Sahat Pasaribu, di wilayah Sulawesi Tenggara mereka menargetkan minimal suara yang diraih oleh Jokowi – Mal’ruf sebanyak 70 persen.

Perkumpulan yang berada dibawah naungan ormas Perhimpunan Masyarakat Indonesia ini juga menargetkan kemenangan di provinsi-provinsi yang pada Pemilu 2014 lalu Jokowi gagal mendulang kemenangan, seperti Banten, Jawa Barat, dan, Sumatera Barat.

Nasruddin Djoha menulis, sebenernya mereka gak perlu kaget. Namanya juga relawan. Yang rela hadir. Yang gak rela, gak perlu hadir. Mereka juga gak perlu kecil hati. Mereka kan bukan Jokowi dan juga bukan Ma’ruf.

“Fenomena apa ya ini kira-kira. Mau ngomong terus terang, kok rasanya gak enak. Nanti dikira menghina presiden.  Jokowi kelihatannya menghadapi ancaman musuh yang tidak terlihat. Musuh itu bernama bangku kosong,” demikian Nasruddin Djoha.

Jokowi, jelasnya, agak terhibur ketika hari ini (Sabtu, 22 Des) berkunjung ke Makassar. Gedung tempat pertemuan lumayan penuh. Tapi ternyata mereka datang untuk berebut nasi kotak. (oks,em,rmol)