KEDIRI | duta.co -Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana 2018 bertema Peran Dunia Usaha Dalak Kebencanaan, digelar BPBD Kota Kediri di Titik Nol Cafe, Jl. Basuki Rahmat Kota Kediri. Acara dibuka Asisten I Pemerintahan Mandung Sulaksono, menghadirkan narasumber, Misdarno, Kasi Pencegahan BPBD Provinsi dan moderator dari USAID.
Hadir dalam acara ini, KADIN Kota Kediri, Polres Kediri Kota, Satbrimobda Pelopor Kediri. Kemudian Kodim 0809, Relawan Peduli Bencana, media, Perbankan, Perhotelan, PCNU, Banser, Ansor, perwakilan satuan kerja pemerintah kota, kaum disabilitas Gerkatin serta undangan lainnya peduli bencana.
Mandung Sulaksono berharap para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan pemerintah kota paham atas kebencanaan. Kemudian di tiap satuan kerja dibentuk relawan peduli bencana yang anggarannya tidak sebanding bila terjadi bencana serta jatuh korban jiwa.
“Arahnya harus peduli kepada masyarakat, ASN sendiri sudah paham terkait kebencanaan. Berapa anggarannya? Agar para staf dan karyawan di semua satuan kerja terbentuk relawan yang tangguh bencana. Paling anggaran untuk pelatihan tidak lebih dari 10 juta. Mari kita diskusikan dan saran dari forum ini, semoga menjadikan Kota Kediri makin tangguh dalam bencana,” terang Mandung Sulaksono.
Diterangkan Asisten I, bahwa kerawanan di daerah tertentu tidak sama, bahwa Kota Kediri dalam posisi sedang. Untuk itu, harus selalu siaga bencana meski ketanggapan telah teruji.
“Pemerintah kota melalui Bappeda telah membentuk tim CSR, mengingat anggaran sarana prasana dimiliki BPBD sangat minim.Harapan pemerintahan kota muncul relawan dari kalangan perhotelan, perbankan serta dunia usaha lainnya,” jelas Mandung Sulaksono.
Dijelaskan Misdarno, bahwa dunia usaha maupun perbankan diminta langsung aktif dalam kebencanaan. Logo segitiga biru, jangan hanya sebagai simbol. “Namun logo itu wujud kebersamaan, dunia usaha, pemerintah dan masyarakat,” jelasnya.(nng)
