Sewa Stand Mahal ‘Bisa Jadi’ Panitia Pekan Budaya Banjir Duit

810
SEWA : Kawasan Street Food Fest paling ramai didatangi pengunjung (Andik Wijaya)

Kediri, Rangkaian Pekan Budaya dan Pariwisata Kabupaten Kediri 2019 secara resmi ditutup Wakil Bupati Kediri, Drs. H. Masykuri dengan pagelaran tari kolosal Seribu Barong, Sabtu sore. Membludaknya penonton berimbas pada tumpukan sampah bertebaran dimana-mana di Kawasan Simpang Lima Gumul (SLG). Pun dengan keberadaan Street Food Fest, tidak pernah sepi pengunjung.

Pengakuan salah satu pedagang telah empat tahun berjualan di lokasi ini, kini menjadi pertanyaan untuk panitia penyelenggara. “Kalau yang di tempat saya sewanya 3 juta selama pekan raya ini. Lebih murah karena lokasinya berada di dalam,” ucap pedagang mewanti-wanti dirahasiakan identitasnya.

Pedagang lain tidak menggelak jika dirinya harus membayar sejumlah uang kepada pihak panitia. “Saya sudah empat kali ikut event ini, untuk tahun ini saya menyewa 3 stand. Yang paling depan 4,5 juta, sedang yang 2 stand ini masing-masing 3 juta,” ungkapnya.

Lalu untuk stand nilai sewanya paling mahal, pedagang kuliner ini kemudian menunjuk sejumlah stand berada di dekat panggung hiburan dan kemudian dekat pintu masuk, dia mendapat kabar mencapai Rp. 6 juta. Lalu bagaimanakah dengan pertanggungjawaban uang sewa ini, padahal diketahui bersama acara ini bersumberkan APBD Pemerintah Kabupaten Kediri.

“Saya mendapat kabar anggarannya dari APBD dan nilainya kami belum tahu. Sepertinya sengaja tidak transparan, terus jika pedagang harus membayar sewa, lalu dimana keberadaan pemerintah mendukung keberadaan UMKM. Panitia jelas banjir duit dari penghasilan sewa stand,” ucap Roy Kurnia Irawan, Ketua Ormas Pekat IB.

Pertanyaan selanjutnya bagaimana dengan nasib pedagang kecil atau asongan, berdasarkan sumber dari panitia penyelenggara di larang masuk dalam kawasan pekan budaya. “Mereka yang berhak berdagang yang telah memiliki stand di dalam,” terangnya. (and/nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry