SURABAYA | duta.co – Macam-macam komentar warganet soal Ustad Abdul Somad (UAS) sowan ke sejumlah kiai sepuh NU. Setelah mendapat gelar Syaikh dari Maulana Habib Lutfi Bin Yahya, Pekalongan, UAS sowan ke KH Maemoen Zubair di kediaman Wagub Jateng Taj Yasin Maemoen atau Gus Yasin, putra Mbah Moen.

Muncul seabrek komentar warganet. Yang menarik ada warga NU yang berharap UAS juga sowan Kiai Said Aqil Siroj, Ketua Umum PBNU.  “Kita tunggu UAS sowan ke Kiai SAS (Said Aqil Siroj) Ketua umum PBNU,” demikian komentar salah seorang warga nahdliyin, Sabtu (9/2/2019).

Ada juga yang sedikit sinis, dengan mengirim jejak digital UAS yang mendukung NU Garis Lurus. Ada yang menyebut UAS sedang kembali ke NU sementara kelompok sebelah meradang. Ada yang mengutip nama Gus Dur ”Maafkan kesalahannya, jangan lupakan kesalahannya”. Macam-macam, bahkan ada yang menggoreng gambar UAS mendukung 01, padahal itu foto lama.

Apa pun, banyak hal menarik dari safari UAS kiai sepuh ini. Di medsos beredar catatan dari KH Fadlolan Musyaffa Mu’thi yang ikut mendampingi bertemu Habib Luthfi, termasuk wasiatnya yang harus diperhatikan.

“Saya mendampingi UAS sowan Maulana Habib Lutfi Bin Yahya, Pekalongan. Tidak menduga ternyata Habib Luthfi sangat senang dan memeluknya dengan memanggilnya Syaikh Abdus Shamad,” demikian mengutip KH Fadlolan.

Dari detik itulah, lanjutnya, Habib Luthfi Bin Yahya memproklamirkan harus memanggil dengan panggilan Syaikh Abdus Shamad (tidak boleh dipanggil Ustadz lagi, karena seperti tidak ulama NU.

“Satu jam lebih membanggakan Syaikh Abdus Shamad, Habib Luthfi Bin Yahya sangat mengharap kepada Syaikh Abdus Shamad untuk siap ikrar membesarkan NU. Kader NU yang sudah kapabel dan punya segalanya, bahkan tidak hanya ilmu yang mumpuni, tapi nasab yang tinggi dari kakeknya Syaikh Abdurrahman, ulama Riau, seorang mursyid Thariqah Syatthariyah di Sumatra,” jelasnya.

Sekalipun Syaikh Abdus Shamad, sebelumnya telah baiat dua thariqah, Syatthariyah dan Naqsyabandiah, namun Habib Luthfi Bin Yahya menyarankan mengamalkan wiridan thariqah Naqsyabandiyah dan membaiatnya lagi.

Syaikh Abdus Shamad juga didukung sepenuhnya dalam cara berdakwah yang bisa menjawab permasalahan Salafi-Wahabi dengan hujjah yang sangat bijak dan ilmiyah. “Habib Luthfi sampai bilang: Saya backup antum sepenuhnya, siapa yang berani menghalangi…” tegasnya.

“Kita butuh persatuan ulama perekat umat, bukan malah cari perbedaan. Sekalipun ada orang NU yang tidak sejalan dengan antum, biarkan. Kalau NU tidak mau antum, akan saya masukkan di struktur pengurus JATMAN NU (Jam’iyah Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah). Antum siap kan?” Tanya Habib Luthfi kemudian.

Kemudian dijawab oleh Syaikh Abdus Shamad, “Hadir u’murni ya Maulana.”

Ternyata Syaikh Abdus Shamad ini, sudah bawa dari rumah map yang isinya 4 lembar kertas HVS ditulis tangan silsilah sanad Thariqah dari buku karya kakeknya yang telah ditahqiq muqabalah dengan beberapa kitab tasawuf. Rupanya Syaikh Abdus Shamad ini menyocokkan nama-nama sanad thariqah NU. Habib Luthfi sangat hafal sanad sampai Rasulullah SAW.

Kunjungan ini menjadikan Syaikh Abdus Shamad, seperti kembali pulang ke pangkuan ulama Nahdliyin asli habitat Ahlussunnah an-Nahdliyah, terbukti diubahnya panggilan “Ustadz” menjadi “Syaikh”, baiat Thariqah dan diskusi Sanad Thariqah Mu’tabarah An-Nahdliyah.

“Bismillah semoga ziarah masyikhah NU ini berkah untuk semua. Allahumma amin,” demikian KH Fadlolan Musyaffa Mu’thi pengasuh Ma’had Al-Jami’ah Walisongo Semarang.

Banyak Nasehat dari Mbah Moen

UAS sowan Mbh Moen di Rumah Dinas Wakil Gubernur Jawa Tengah. Hal itu tampak di akun Instagramnya, @ustadzabdulsomad yang diunggah Sabtu (9/2/2019). Dalam 9 foto yang diunggahnya, tampak UAS mencium tangan Mbah Moen dengan penuh hormat.

Selain itu, UAS juga tampak membantu Mbah Moen berdiri dan berjalan. Melalui keterangan foto, UAS menceritakan kronologi dirinya bisa dapat bertemu dengan Mbah Moen di kediaman Wagub Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen atau Gus Yasin.

Awalnya, kata UAS, dirinya ingin berkunjung ke Pesantren Al-Manar Sarang. Namun, UAS mendapat kabar bahwa Mbah Moen akan ke Jakarta. Meski rasanya hampir mustahil, namun pada akhirnya, UAS dapat bertemu dengan Mbah Moen.

Awalnya akan silaturrahim ke Pesantren Al-Manar Sarang, tapi taqdir berkata lain. Dari Pati pukul 06.00 Shubuh, mesti sampai kediaman Gus Yasin (Wakil Gubernur Jawa Tengah) pukul 08.00, karena Mbah Moen akan ke Jakarta,” tulis UAS.

Rasanya tidak mungkin, tapi barokah KH DR Fadholan dan KH. DR. Afifuddin mempertemukan kami dengan Mbah Moen,” sambung dia.

UAS mengatakan dirinya banyak mendapat nasihat dari Mbah Moen. “Nasihat tentang cara membaca hikmah di balik taqdir, ketetapan Allah itu indah, memohon doa dan barokah. Belajar ilmu tawadhu’ dari beliau, “Saya ini bukan Kiyai, saya ini awam”, Masya Allah,” tulis UAS.(net)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry