JOMBANG | duta.co – Kalangan Milenial dan Gen Z Kabupaten Jombang, semakin agresif mengikuti isu Pilkada 2024. Jumat (2/8/2024) besok, mereka menggelar diskusi terbatas soal peta politik terkini Pilbup 2024 Kabupaten Jombang. Setidaknya setelah PDIP memutuskan mengusung petahana (pasangan Mundjidah-Sumrambah).
“Cangkrukan saja. Setelah membaca keputusan PDIP sebagai pemegang golden ticket yang mengusung ‘duet lama’ Mundjidah-Sumrambah. Ini dinamika politik menarik bagi kalangan muda. Sementara, fakta, Jombang jeblok di depan mata,” tegas Ahmad Danail Miqdad, Koordinator MProS yang memilih sosok Sugiat, mantan Pj Bupati Jombang sebagai Cabup 2024 kepada duta.co, Kamis (1/8/24).
Menurut Amiq, panggilan akrabnya, kondisi 5 tahun silam dengan sekarang, jelas berbeda. Hari ini, generasi Milenial dan Gen Z mulai melek politik. Mereka jumlahnya mayoritas, 53% lebih di Kabupaten Jombang. Artinya, kalau Milenial dan Gen Z ini aktif dalam Pilkada, maka, daerah ini akan berubah lebih baik. Ini harapan MProS.
“Kami yakin, kelompok muda tidak tertarik dengan politik uang. Hari gini (sekarang) sibuk politik uang, apa kata dunia? Mereka lebih butuh masa depan cemerlang. Pekerjaan gampang, sekolah gampang, kesehatan murah. Aman dan nyaman. Ini keinginan anak muda,” tegas alumni Fakultas Kehutanan UGM (Universitas Gadjah Mada) Yogyakarta tersebut.
Masih menurut Amiq, petahana, baginya, telah gagal membangun Jombang dengan baik. “Kalau sekedar hidup, bisa. Warga Jombang bisa bergerak mandiri, auto pilot. Tetapi, ke depan tantangan makin kompleks. Maka, Jombang harus ramah investasi, kemiskinan teratasi, stunting diselesaikan, pengangguran diberi jalan keluar. Sekarang, rumor yang mengemuka jual beli jabatan,” tegasnya.
Kalkulasi Politik Baru
MProS sendiri telah mengajak sejumlah politisi santri di Jombang untuk menganalisa perkembangan terkini. Termasuk usai petahana Mundjdah-Sumrambah diusung PDIP dan juga surat tugas PKB yang diberikan kepada sosok Warsubi. “Politik di Jombang makin menarik. Hanya ada tiga sosok yang siap bertarung menjadi Bupati Jombang 2024. Selebihnya, dengan berbagai reasoning, pilih wakil saja,” tegas Amiq.
Ketiga figur itu, tegasnya, adalah Mundjidah, Warsubi dan Sugiat. “Menariknya, dua sosok sudah memegang golden ticket. Mereka Mundjidah dan Warsubi. Sementara, banyak Parpol yang belum memberikan tiket selain hanya surat tugas.
“Ini menggambarkan betapa Parpol tidak mau gegabah. Seluruh Parpol berkeinginan menang. Terutama Partai Gerindra, di mana ketua umumnya (Prabowo Subianto red.) menjadi Presiden RI. Partai Gerindra jelas tidak ingin menjadi ‘makmum’ di Kabupaten Jombang,” tegasnya.
Sementara, publik Jombang mafhum, bahwa, PKB – mesti memegang golden ticket – nyaris tidak pernah menang di Pilbup Jombang. Karena itu, maneuver PKB (lebih awal) ‘mengikat’ sosok Warsubi dinilai tepat. “Tetapi, apakah berarti Partai Gerindra mau berada di belakangnya? Ini menarik dicermati. Partai Gerindra pasti mencari figur yang mumpuni, yang bisa menjaga marwah partai secara total,” tegasnya.
Lalu di mana posisi Sugiat? Masih menurut Amiq, mantan PJ Bupati Jombang yang juga Kepala BIN (Badan intelijen Negara) Daerah Sulawesi Barat ini, memiliki kemampuan lebih dan bisa menjadi modal besar partai (yang mengusungnya) ke depan.
“Saya sangat yakin, Pak Sugiat akan diusung sejumlah Parpol untuk maju sebagai Cabup 2024 Jombang. Dia bisa menyuguhkan legacy menarik bagi warga Jombang di masa depan. MProS yakin, Kota Santri bakal ganti kemudi, dan itu juga menjadi harapan partai politik di Jombang. Di sini sosok Sugiat menjadi sangat penting,” pungkasnya. (mky)