Ahmad Yani Albanis. (FT/IST)

SURABAYA | duta.co – Beredar video pendek pangajian Anwar Zahid untuk Gus Ipul (GI). Meski dia ngotot tidak kampanye, tetapi, netizen mengartikan lain, kampanye. Apa sesungguhnya isi atau yang sedang diemban Anwar Zahid dalam video tersebut?

Kulo nyuwun dungo, ambek dukungan (terdiam red.), mugo-mugo anggenipun ngemban amanah saking poro kiai, Gus Ipul kan diparingi tugas, diparingi amanah dining poro kiai untuk berjuang di perintahan… (Saya minta doa dan dukungan (terdiam red.), semoga dalam mengemban amanah para kiai, Gus Ipul kan diberi tugas, diberi amanah oleh para kiai berjuang di pemerintahan red.),” demikian awal bunyi video yang terdengar sampai Kamis (24/5/2018).

Pada menit ke 51, Anwar Zahid menegaskan, “Wis ngunu thok, aku ora kampanye. Sing ngarani aku kampanye goblok (Sudah begitu saja, saya tidak kampanye, yang menuding saya kampanye, bodoh red.),” jelasnya dalam video bersurasi 02:04 menit tersebut.

Ahmad Yani Albanis, Sekretaris Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyah (PPKN), mengaku heran setelah mendengar ceramah Anwar Zahid. Menurutnya, ini menjadi preseden buruk, ketika seorang publik figur bermain politik tetapi tidak mau disebut berpolitik.

“Saya yakin ini akan menurunkan kredibilitas dia. Sebagai figur yang selama ini sudah menjadi milik umat, tiba-tiba bermuatan politik praktis. Mengecoh. Akhirnya dia seperti penjual jamu, pasti banyak yang kecewa,” tegas Yani.

Ketika ditanya apakah itu termasuk kampanye? “Lha minta dukungan, apa itu tidak kampanye? Orang bodoh saja mengerti. Kalau sekedar minta doa, monggo, jamaah masih bisa merdeka. Bagi yang tidak cocok dengan Gus Ipul, mendoakan agar tidak jadi. Tetapi kalau minta dukungan?” katanya sambil tersenyum.

Masih menurut Yani, politik itu sensitif. Ini soal memilih pemimpin. Apalagi lazim di masyarakat, siapa saja yang sibuk ‘menjual’ calon, itu dianggap sudah mendapat sesuatu. Netralitasnya hilang. “Contoh KH Zainuddin MZ, kurang hebat apa dia, toh jualan politiknya tidak laku,” tegasnya. zal)