SURABAYA | duta.co – Kalimat ‘Berdamai dengan Covid-19’ semakin populer. Ini setidaknya setelah Presiden Jokowi mengunggahnya di twitter @jokowi, Jumat (8/5/2020). Tak ketinggalan Presiden PKS M. Sohibul Iman ikut membalas unggahan presiden tersebut.
Sohibul Iman merasa heran dengan pernyataan bernada pesimisme yang diungkapkan oleh Kepala Negara dalam menghadapi pandemik Covid-19. “Maaf Pak @jokowi apa makna “berdamai dengan virus” itu? Mohon penjelasan,” demikian tulisnya di akun @msi_sohibuliman dengan menautkan twittan Jokowi.
Sohibul Iman, khawatir, jangan-jangan statemen ini masuk kategori pasrah dan kalah. “Kalau mau bikin kategorisasi, statemen ini masuk kategori: “pernyataan kalah perang?” Atau “sikap pasifisme?” Atau “kata-kata filosofis?” Atau “kepasrahan karena ruwet?” ujarnya.
Ia kemudian menutupnya dengan kalimat: “Selamat ibadah Ramadhan Pak, semoga sehat selalu,” pungkasnya.
Seperti diberitakan duta.co, sebelumnya, Kamis (7/5/2020) Presiden Jokowi menyatakan, bahwa, hingga saat ini memang belum ditemukan vaksin Covid-19. Karena itu, semua pihak diharapkan harus hidup berdamai dengan Covid-19.
“Sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan. Sejak awal pemerintah memilih kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar, bukan lockdown. Dengan PSBB, masyarakat masih bisa beraktivitas, tetapi dibatasi,” kata Jokowi.
Akhirnya Dijelaskan Istana
Unggahan Jokowi ini direspon banyak pihak. Tidak sedikit yang mencecar dengan kalimat-kalimat miring. Dari banyaknya netizen yang membalas, terkesan @jokowi ditawur warganet. Fernando misalnya, pemilik @Fernad17991314 menulis dengan kalimat vulgar. “Woii,, ….. dijaga. Sebagai pemimpin itu ambil kebijakan negara sebesar ini, gg bisa asal bikin kebijakan klw cerdas, jgn cuman lihat negara tetangga aja klw lock down.
Dif, lewat @diferls menulis: Pak, saya mau nanya, Corona tidak memilih siapa saja bisa kena dan dirugikan, tapi kenapa bansos dipilih-pilih? Tante saya 3 orang tidak menikah dan sudah 65 thn kerja cuma pembantu orang dan alasan RT tidak ngasi bansos karna tidak adanya kepala keluarga.
Sementara, D1mazzz melalui @D1mazz2 menulis: Pak De Jokowi memang ahli strategi Tetap Tenang Dalam Mengambil Kebijakan yang Tepat Walaupun Banyak di Tekan oleh Oposisi. Sukses buat Bapak Presiden ku. Dan masih banyak lagi balasan cacian yang tidak layak untuk diwartakan.
Lalu apa yang dimaksud Jokowi dalam imbauan itu? Deputi bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin, menjelaskan, maksud Presiden Jokowi mengajak masyarakat berdamai dengan Covid-19, ini agar masyarakat tetap produktif meski virus corona masih mewabah di dalam negeri.
“Bahwa Covid-19 itu ada, dan kita terus berusaha agar Covid segera hilang. Tapi kita tidak boleh menjadi tidak produktif, karena adanya Covid-19 menjadikan adanya penyesuaian dalam kehidupan,” kata Bey kepada wartawan, Jumat (8/5/2020) sebagaimana dikutip kompas.com.
Bey mengatakan, saat ini Covid-19 memang belum ada antivirusnya. Namun, masyarakat bisa mencegah tertular dengan menerapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun, serta menjaga jarak.
Menurut Bey, hal ini adalah hidup normal dengan cara baru. “Ya, artinya jangan kita menyerah, hidup berdamai itu penyesuaian baru dalam kehidupan. Ke sananya yang disebut the new normal. Tatanan kehidupan baru,” kata dia. (mky,kmpsc,rmol.id)