WISATA : Becak berbentuk mobil VW didukung hiasan lampu dan audio (duta.co/Andik Wijaya)

KEDIRI | dutaco – Salah satu wisata alternatif yang murah meriah dan dijamin seru, disuguhkan Paguyuban Pedagang Pasar Tugu SLG. Pengunjung bisa mengelilingi ikon Kabupaten Kediri berupa Monumen Simpang Lima Gumul (SLG) atau Taman Hijau.

Cukup merogoh kocek Rp. 30 ribu untuk satu kali putaran dengan penumpang maksimal 7 orang, pengunjung bisa menaiki becak hias dengan beragam model. Sedikitnya 20 becak hias terlihat berparkir rapi di kawasan parkir SLG, dengan kondisi lampu warna-warni yang telah menyala.

Seperti terlihat pada Kamis malam, sejumlah pengunjung pun terlihat menikmati perjalanan bersama keluarganya dengan mengayuh becak.

“Becak hias ini bisa memuat 7 orang namun yang mengayuh hanya 4 orang,” jelas Budianto, salah satu pengurus paguyuban.

Selain becak hias, sebenarnya juga ada kereta hias dengan ditarik seekor kuda. Namun, para pengunjung ternyata memilih becak karena lebih bisa menikmati keindahan kawasan SLG sambil sesekali mendokumentasi dengan kamera ponsel mereka.

“Jika naik becak hias, kita bisa rame-rame. Foto selfie bareng keluarga, terus bentuk becaknya keren,” jelas Jessica, salah satu pengunjung usai turun dari becak hias bentuk VW Kodok

Pengunjung pun bisa menyewa lebih dari satu putaran dan tentunya tidak dipatok sesuai harga sewa pertama.

“Tergantung kesepakatan pemilik dan penyewa jika mau menambah sewa untuk berputar. Kami sediakan juga musik untuk menghibur selama perjalanan,” ungkap Budianto.

Pasca lebaran, keberadaan becak hias ini terus bertambah jumlahnya karena semakin banyak peminat, apalagi saat hari libur. Usai berputar di kawasan SLG, baik dengan becak atau kereta hias, dengan sewa Rp. 70ribu untuk maksimal 10 penumpang, makanan kuliner khas Kediri juga dijual dengan harga cukup terjangaku.

Salah satu kuliner yang terlihat laris pada stand Pasar Tugu yaitu nasi goreng spesial ampok, berbahan dasar jagung khas Kediri, dijual Rp. 10 ribu untuk satu porsi.

“Nasi gorengnya lumayan enak, rasanya gurih. Makanya sebulan sekali, kami pasti sempat datang kemari,” ujar Djatmiko warga Desa Plaosan Kecamatan Wates. (and/nng)

 

 

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry