SURABAYA | duta.co – Ustad Abu Janda al-Boliwudi alias Permadi Arya, mengunggah video pendek di akun facebooknya. Rabu (8/8/2018) video itu viral di grup-grup WhatsApp nahdliyin Surabaya. Abu Janda ingin mengingatkan kita, bahwa, ada aksi Ganti Sistem yang menunggangi aksi #2019GantiPersiden.

“Buat kita yang masih cinta dengan Republik ini, cinta dengan Pancasila, tidak ingin sistem negara ini diganti negara Islam, maka, klik video ini. Sebar video ini agar menyebar dan sampai kepada bapak-bapak aparat,” demikian permintaan Abu Janda di akhir tayangan video tersebut.

Menyaksikan video Abu Janda, mungkin banyak orang bosan, tetapi, kali ini tanggapan sejumlah netizen tampak serius. “Abu Janda ini dulu saya anggap omongan(nya) ngawur. Tetapi setelah saya ikuti berkali-kali videonya, ternyata apa yg dia bicarakan selalu benar, dan terbukti luar biasa orang ini…,” demikian Philip Sumba.

Ada dua bukti selain foto-foto yang diangkat Abu Janda. Adalah cuplikan vlog yang diduga dilakukan Mardani Ali Sera (PKS) dan Ismail Yusanto (HTI) dan video Felix Siauw. Mardani dan Ismail dengan mengepalkan tangan menyampaikan: Bismillahirrahmanirrahim, 2019 Ganti Presiden (Mardani), Ganti Sistem (Ismail), keduanya kemudian takbir, Allah Akbar.

Video Felix lebih santai. Dengan pegang setir mobil, Felix mengatakan, “Apa yang kita sepakati, dan kita inginkan bersama, 2019 ganti semua, ganti rezimnya, ganti kemudian sistemnya,” demikian Felix.

Abu Janda pun menyimpulkan bahwa temuan ini menunjukkan adanya manuver terlarang dalam aksi Ganti Presiden 2019. Menurut Abu Janda, Ormas HTI adalah Ormas terlarang, sama dengan PKI. Artinya ideologi makar khilafah sama dengan ideologi komunisme.

“Karena sama-sama ingin ganti sistem, ganti dasar negara. Yang satu ingin ganti Pancasila dengan negera Islam, yang satu lagi ingin mengganti Pancasila dengan komunisme. Sama!” tegasnya.

“Perlu saya tekankan bahwa khilafah bukan ajaran Islam, tidak ada satu ayat pun dalam Alquran yang mana Allah swt memerintahkan menegakkan khilafah. Tidak ada. Tidak ada satu hadist pun yang mana Rasulullah saw bersabda umat Islam wajib tegakkan khilafah. Tidak ada,” katanya.

Jadi, lanjutnya, gerakan ganti sistem ini, kurang lebih sama dengan pemberontakan DI-TII, ingin ganti negara Republik menjadi Negara Islam. Cuma, beda, ini versi halus, tidak angkat senjata.

“Setelah video viral, yang mana video itu ada elit PKS Mardani Ali Sera, ngevlog bareng petinggi HTI Ismail Yusanto, mengatakan bahwa 2019 mereka rencana untuk ganti sistem. Kita bisa simpulkan dengan aman, bahwa, karena Ismail adalah petinggi HTI, maka, yang masuk adalah ganti Pancasila dengan Khilafah, dan sekali lagi Mardani Ali Sera tidak melarang mengatakan hal itu,” tegasnya.

Harus Segera Dijawab

Kemudian, tegasnya lagi, kesimpulan ini diperkuat oleh munculnya video vlog yang dibuat oleh Felix Siauw. Kokoh Felix ini juga seorang eks aktivis HTI, sebuah ormas terlarang, yang mana dalam video itu Koh Felix sambil nyetir mobil mengatakan, dengan terang-terangan bahwa 2019 akan ganti sistem.

“Jadi sudah jelas di sini ada benang merahnya, Islamil adalah pentinggi HTI, Koh Felix adalah mantan aktivis HTI.  Dua-duanya menyatakan bahwa 2019 akan ganti sistem, sistem apalagi kalau bukan Khilafah, ideologi makar, idelogi terlarang,” tambahnya.

Selian itu, terangnya, juga beredar foto-foto yang memperkuat kesimpulan kita, bahwa, memang ada gerakan maker ingin ganti sistem Pancasila dengan khilafah menunggangu aksi ganti presiden ini.

“Saya tahu Bunda Neno Warisman, mungkin tidak tahu dan tidak mau dengan sistem ganti khilafah. Begitu juga dengan Pak Mardani, dia bukan aktivis HTI, mungkin juga menolak khilafah, tetapi, bukti dengan video dan foto ini, bahwa Pak Mardani dan Bunda Neno melakukan pembiaran dan tutup mata, terhadap fakta di lapangan bahwa ada gerakan makar khilafah mencoba menunggangi aksi ganti presiden,” katanya.

Maka, Abu Janda pun menyodorkan permintaan, “Jika Pak Mardani dan Bunda Neno tidak membuat pernyataan menolak ini, sama saja beliau berdua memberikan restu kepada gerakan makar mengganti Pancasila dengan khilafah 2019,” demikian Abu Janda. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry