Petugas dibantu warga tengah mengevakuasi korban serangan udara Saudi di hotel distrik Qaa al-Qaidhi, Arhab. (FT/scmp)

SANAA | duta.co – Sedikitnya 60 orang tewas dalam serangan udara Saudi di sebuah hotel distrik Qaa al-Qaidhi, Arhab, dekat ibukota Yaman yang dikuasai Houthi, Sanaa, Rabu (23/8/2017). Saksi mata mengatakan, semua orang yang berada di hotel itu dinyatakan tewas, dan sebagian besar dari mereka yang terbunuh adalah pemberontak Houthi.

Seorang juru bicara koalisi pimpinan-Arab Saudi mengatakan bahwa pihaknya melakukan serangan tersebut terhadap pemberontak Houthi.

Dilansir Independent, pada Kamis (24/8/2017), serangan ini menyebabkan kematian massal yang telah berulang kali dilakukan koalisi anti-kelompok pemberontak Syiah Houthi selama tiga tahun perang di Yaman.

Almaseera, sebuah saluran televisi yang dikelola oleh pemberontak Houthi di negara itu menyalahkan koalisi militer pimpinan-Arab Saudi yang bersekutu dengan pemerintah Yaman atas serangan itu.

Hakim Al Masmari, seorang wartawan Yemen Post, mengatakan kepada Aljazirah dari Sana’a, serangan udara terjadi di beberapa wilayah di kota tersebut.

“Ini mungkin pembantaian terbesar yang pernah diterima Yaman oleh koalisi pimpinan Saudi,” ujar Al Masmari. “Serangan udara terakhir di sebuah hotel pagi ini merupakan bagian dari setidaknya 25 serangan udara yang menargetkan Sanaa dan pinggiran kota sejak tengah malam. Serangan udara menyerang seluruh bagian Sanaa. Malam itu adalah malam yang mematikan,” imbuhnya.

PBB belum dapat mengkonfirmasi serangan udara dari koalisi pimpinan Arab Saudi ini. Namun menurut juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric, pejabat hak asasi manusia sedang menyelidiki laporan yang masuk.

“Yang jelas adalah serangan terhadap warga sipil tidak dapat diterima. Ini adalah pesan yang sering kami ulangi dan kami akan terus ulangi,” kata Dujarric di New York.

Insiden ini mengingatkan kembali serangan Saudi yang menyasar warga Yaman yang tengah menggelar pemakaman. Dalam serangan pada Oktober lalu itu, sebanyak 140 orang dilaporkan tewas.

Perang Yaman dimulai sejak Maret 2015 oleh koalisi Saudi yang membela presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang dijungkalkan oleh kelompok pemberontak Houthi.

Berdalih Houthi didukung oleh Iran, Saudi menggunakan segala cara untuk merebut kekuasaan kelompok minoritas Syiah tersebut.

Laporan terbaru sejumlah lembaga kemanusiaan internasional pekan ini menyatakan Yaman menderita serangan udara lebih banyak selama semester pertama 2017, yakni 5.676 serangan. Jumlah ini melampaui serangan udara selama seluruh tahun 2016 sebanyak 3.936 kali. net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry