JAKARTA  | duta.co – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2016 sebesar 5,02 persen. Pertumbuhan itu lebih tinggi dibanding tahun 2015 yang 4,88 persen, terendah dalam enam tahun terakhir. Adapun, pertumbuhan ekonomi di kuartal I tercatat 4,92 persen, kuartal II 5,18 persen, kuartal III 5,02 persen, dan kuartal IV 2016 sebesar 4,94 persen secara year on year (yoy).

 

Dalam APBNP 2016, pemerintah dan DPR bersepakat mematok asumsi pertumbuhan ekonomi 5,2 persen atau turun dari asumsi semula 5,3 persen.

 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (6/2), mengatakan, struktur ekonomi Indonesia secara spasial tahun 2016 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.

 

Kelompok provinsi di Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto, yakni sebesar 58,49 persen, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 22,03 persen, dan Pulau Kalimantan 7,85 persen.

 

“Pertumbuhan ekonomi di Jawa kontribusinya 58,49%, pertumbuhannya 5,59%,” ungkap Kecuk Suhariyanto.

 

Sumatera masih menjadi wilayah dengan kontribusi terbesar kedua. Ekonomi Sumatera tumbuh 4,29%. Kemudian Kalimantan dengan pertumbuhan hanya 2,01%. Kalimantan memang tengah mencoba bangkit selepas anjloknya harga komoditas beberapa tahun lalu.

 

“Pertumbuhan di Kalimantan Timur negatif 0,38%. Padahal kontribusi Kalimantan Timur ke Kalimantan 53%,”ujarnya.

 

Selanjutnya adalah Sulawesi dengan pertumbuhan ekonomi 7,42% dan Papua bersama Maluku sebesar 7,45%. Kedua wilayah ini mampu untuk tumbuh tinggi di atas rata-rata perekonomian nasional. “Sulawesi tumbuh 7,42%, Maluku dan Papua 7,45%,” imbuhnya. ful, net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry