Pasukan Brimob menembak ke arah sarang OPM.
JAKARTA | duta.co – Reputasi Pemerintahan Jokowi dipertaruhkan terkait keamanan dan kedaulatan NKRI di Papua. Pasalnya, gerakan separatis OPM semakin menggila di Bumi Cenderawasih. Bahkan kelompok bersenjata ini membunuh sebanyak 31 pekerja Istaka Karya pada 2 Desember 2018. Para pekerja PT Istaka Karya ini sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.
Namun polisi menyebut pelaku penyerangan yang menewaskan 31 pekerja di Papua itu kelompok kriminal sipil bersenjata (KKSB) pimpinan Egianus Kagoya. “Dilakukan oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya,” kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal dalam siaran persnya, Selasa (4/12/2018).
Kamal mengatakan, berdasarkan keterangan 4 korban selamat, Pos TNI di Distrik Mbuma turut menjadi sasaran KKB. Sebanyak 153 personel TNI-Polri pun telah dikerahkan ke Kabupaten Nduga, Distrik Yigi, untuk mengejar para pelaku penembakan.
“Dari keempat orang tersebut didapatkan keterangan bahwa Pos TNI yang berada di Distrik Mbuma telah hancur diserang. Personel gabungan TNI-Polri sebanyak 153 orang telah sampai di Distrik Mbuma, yang merupakan distrik terdekat dengan TKP, di Distrik Yigi,” jelas Kamal.
Kamal sebelumnya mengatakan 31 pekerja tewas dibunuh KKSB. Kasus ini bermula saat KKB membunuh 24 pekerja proyek. Sedangkan 8 pekerja proyek lainnya melarikan diri dan bersembunyi di rumah salah satu anggota DPRD setempat.
“Delapan orang yang selamatkan diri di rumah anggota DPRD dijemput dan dibunuh. Tujuh orang meninggal dunia dan 1 orang belum ditemukan atau melarikan diri,” jelasnya.
Belakangan diketahui bahwa pembunuhan itu dilakukan di Hari Papua Merdeka. Polisi kini mengejar pelaku pembunuhan tersebut. “Informasi yang kita terima di saat KKB merayakan peringatan Hari OPM/TPN pada 1 Desember 2018, salah satu dari pekerja mengambil foto. Hal itu kemudian diketahui oleh kelompok KKB. Membuat mereka marah dan mencari orang yang mengambil foto hingga berimbas kepada pekerja lainnya yang ada di kamp pembangunan jembatan,” kata Kapolres Jayawijaya AKBP Yan Piter Reba saat dihubungi Selasa (4/12).
Sementara itu sebanyak 4 pegawai PT Istaka Karya dan 8 warga sipil korban kekerasan kelompok kriminal bersenjata (KKB) dievakuasi dari Distrik Mbua ke Wamena, Papua. Mereka dievakuasi menggunakan helikopter TNI. Evakuasi dilakukan pada Selasa (4/12/2018) pukul 17.55 WIT. Mereka kemudian dibawa ke Markas Yonif 756/WMS.
“Ya, benar sore tadi ada evakuasi melalui jalur udara. Jumlahnya ada 12 orang. Ada 4 orang pegawai PT Istaka Karya,” ungkap Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Chandra Dianto.
Tiga dari korban yang bisa dievakuasi menderita luka tembak. Ketiganya sudah mendapatkan perawatan di RSUD Wamena. “Jadi ada 8 orang masyarakat di Mbua. Mereka minta dievakuasi, setelah Pos TNI di sana diserang kelompok kriminal bersenjata. Sedangkan 4 orang pegawai PT Istaka Karya yang berhasil melarikan diri ketika penyerangan kamp mereka di Kali Yigi mendapat luka tembakan ketika Pos TNI diserang,” ujar Chandra.
Chandra menuturkan saat ini pihaknya fokus mengevakuasi korban yang selamat. Rencananya, Rabu besok mereka akan mengevakuasi korban meninggal. “Jadi kita evakuasi korban selamat dulu. Rencananya, besok pagi prajurit yang gugur kita evakuasi dengan menggunakan helikopter,” jelasnya.
Saat ini pasukan TNI dan Polri masih berada di Distrik Mbua. Kemudian besok mereka melanjutkan perjalanan ke lokasi penembakan 31 pekerja PT Istaka Karya.
“Pastinya seluruh pasukan saat ini telah menduduki Mbua. Rencananya, besok pagi akan menuju ke Yigi untuk melakukan pengecekan terhadap para pekerja PT Istaka Karya,” tutur Chandra.
Berikut ini karyawan PT Istaka yang bisa dievakuasi:
1. Martinus Sampe, luka tembak di bagian kaki sebelah kiri
2. Ayub mengalami, luka tembak di tangan sebelah kanan
3. Jefri mengalami, luka tembak di bagian pelipis sebelah kiri
4. Jimmi Aritonang, tidak mengalami luka
Warga yang bisa dievakuasi:
1. Nofianus
2. Yulisus Seram
3. Siman
4. Selpianus Marrur
5. Jhon Fanbua
6. Yulman Mange
Pelakunya OPM
Namun demikian, Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu memastikan kelompok bersenjata yang menembaki puluhan pekerja di Trans Papua bukan dari masyarakat sipil. Ryamizard pastikan mereka berasal dari Organisasi Papua Merdeka (OPM). Bahkan Ryamizard menegaskan kalau peristiwa tersebut merupakan tanggung jawabnya.
“Saya sebagai Menteri Pertahanan juga bertanggung jawab. Tanggung jawab saya juga bukan hanya polisi dan tentara saja. Saya bertanggung jawab,” kata Ryamizard di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Selasa (4/12/2018).
Ryamizard menegaskan, kelompok bersenjata itu teridentifikasi merupakan anggota OPM. Sebelumnya Ryamizard pun meyakini kalau pelaku penembakan itu memiliki tujuan untuk memisahkan Papua dari Indonesia. “Oh iya lah. Sudah lah, kalau begitu OPM. Masa orang biasa nembak-nembak,” ujarnya.
Ryamizard juga mengomentari soal sulitnya evakuasi korban yang dilakukan oleh petugas. Dirinya menyarankan agar petugas yang melakukan evakuasi untuk segera membawa helikopter dengan ukuran besar.
“Ya segera saja bawa helikopter yang lebih besar, pesawat lebih besar, ke tempatnya,” kata dia. (det/hud/sc)
Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry