
PROBOLINGGO | duta.co – Suara tawa kecil kini lebih sering terdengar di rumah sederhana milik Ike Nur Halizah (24), warga Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo.
Putranya, Ibrahim Leo Prayoga, bocah laki-laki berusia dua tahun, baru saja menjalani operasi bibir sumbing ketiganya di Rumah Sakit Rizani Paiton, Sabtu (16/8/2025).
Perubahan besar pun mulai dirasakan oleh keluarga kecil ini. Sejak lahir, Ibrahim harus menghadapi tantangan besar. Bibir sumbing membuatnya sulit makan dan minum, bahkan sering tersedak.
Kondisi itu bukan hanya mengkhawatirkan kesehatan tubuhnya, tetapi juga membebani batin sang ibu yang setiap hari mendampingi perjuangan putra semata wayangnya.
“Dulu anak saya sering tersedak kalau minum susu. Berat badannya susah naik. Tapi setelah operasi, alhamdulillah sekarang sudah bisa makan dan minum normal,” tutur Ike.
Operasi pertama dan kedua dijalani Ibrahim di Rumah Sakit Gotong Royong Surabaya, masing-masing untuk memperbaiki celah langit-langit mulut dan memisah gusi dengan bibir. Saat itu, masih ada lubang di rongga mulut yang membuat aktivitas makan menjadi penuh risiko.
Hingga akhirnya, operasi ketiga yang dilakukan di RS Rizani Paiton menutup celah bibirnya.
“Sekarang anak saya aktif sekali, sudah mulai pintar bicara juga. Berat badannya naik, makannya lahap. Rasanya seperti mimpi melihat dia bisa tumbuh normal,” ungkap Ike penuh syukur.
Kebahagiaan keluarga Ike adalah satu dari sekian banyak senyuman baru yang lahir dari program bakti sosial operasi bibir sumbing gratis yang digelar PT Paiton Energy (PE), PT Paiton Operation & Maintenance Indonesia (POMI), Rumah Sakit Rizani, Yayasan Surabaya CLP Center, dan Smile Train Indonesia.
Pada gelaran kali ini, 15 anak dari berbagai daerah di Kabupaten Probolinggo menjadi penerima manfaat.
Meski proses medis masih panjang, termasuk kemungkinan perapian gigi dan terapi wicara, Ike tidak lagi merasa sendirian. Ia yakin dukungan dari para tenaga medis dan berbagai pihak yang peduli akan terus membersamai Ibrahim hingga tumbuh besar dengan penuh percaya diri.
“Saya terima kasih sekali kegiatan ini begitu bermanfaat. Alhamdulillah anak saya sudah normal. Dia sekarang sudah mulai bisa belajar bicara, aktif sekali, dan selalu bikin rumah jadi ramai,” katanya.
Bagi keluarga Ibrahim, operasi ini bukan hanya tentang perbaikan fisik, tetapi juga simbol harapan baru. Anak yang dulu kerap kesulitan minum susu, kini mulai berlari-lari kecil sambil berceloteh. Dan bagi Kabupaten Probolinggo, program ini menjadi bukti nyata bahwa senyum anak-anak adalah aset terbesar untuk masa depan yang lebih sejahtera.
President Director PT Paiton Energy, Fazil Erwin Alfitri menegaskan bahwa kegiatan CSR ini adalah wujud kepedulian perusahaan terhadap generasi masa depan.
“Operasi bibir sumbing gratis ini tidak hanya memberikan harapan baru bagi pasien-pasien yang terlahir dengan kondisi ini, tetapi juga membawa kebahagiaan bagi keluarga mereka. Melalui program ini, kita dapat membantu meningkatkan kualitas hidup mereka, baik dari sisi kesehatan maupun psikologis,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Probolinggo Muhammad Haris menekankan pentingnya keberlanjutan program ini.
“Operasi ini tidak hanya mengembalikan fungsi bicara secara medis, tetapi juga membantu meningkatkan rasa percaya diri anak-anak kita, serta memberikan mereka senyuman baru dan harapan hidup yang lebih baik. Selama dua tahun terakhir kegiatan ini telah terlaksana sebanyak tiga kali, sebuah bukti bahwa kepedulian ini bukan sekadar simbolis, melainkan berkelanjutan dan berdampak nyata. Terlebih di momen menjelang Hari Kemerdekaan, semoga kegiatan ini menjadi simbol kemerdekaan sejati bagi mereka, bebas dari keterbatasan dan bebas untuk bermimpi lebih tinggi,” ucapnya.
Dukungan juga datang dari Direktur Rumah Sakit Rizani, Mirrah Samiyah. Ia menyebut, operasi bibir sumbing memiliki dampak lebih dari sekadar perbaikan fisik.
“Gangguan bicara dan dampak psikososial sering kali menjadi permasalahan yang dihadapi oleh penderita dan keluarganya. Oleh karena itu, di Hari Kemerdekaan ini kami semua ingin memberikan kontribusi nyata melalui kegiatan bakti sosial operasi bibir sumbing. Ini adalah upaya memastikan masyarakat, terutama yang kurang mampu, tetap memiliki akses kesehatan yang berkualitas,” ujarnya.
Sedangkan Ketua Tim Medis Surabaya CLP Center, Lobredia Zarasade, mengingatkan bahwa proses penyembuhan anak dengan bibir sumbing membutuhkan tindak lanjut.
“Pasien dengan celah langit mulut tidak cukup hanya dengan operasi, tetapi juga memerlukan terapi wicara, perawatan dokter gigi, hingga operasi tambahan seperti perbaikan suara sengau dan perbaikan rahang. Semua layanan tersebut tersedia gratis di yayasan kami di Surabaya. Kami pastikan anak-anak ini mendapat pendampingan berkelanjutan agar mereka bisa tumbuh sehat dan percaya diri,” jelasnya. hul