
JOMBANG | duta.co – Dalam rangkaian acara perpisahan siswa-siswi kelas IX, MTs Plus Ponpes Darul ‘Ulum Rejoso Peterongan menggelar istighotsah dan doa bersama, Minggu (11/5/25). Tak hanya itu, beragam seni budaya warisan leluhur Nusantara turut ditampilkan sebagai bentuk pelestarian tradisi, sekaligus ekspresi syukur yang membumi dalam nilai-nilai Islam.
Acara ini menjadi momen yang penuh makna, mempererat ukhuwah islamiyah, serta menumbuhkan kecintaan terhadap khazanah budaya bangsa yang selaras dengan nilai-nilai keislaman.
Beberapa penampilan memukau turut menghiasi acara, di antaranya tarian tradisional khas Suku Batak Toba dari Sumatera Utara serta tarian Barongan budaya tradisional dari Jawa, Sunda dan Bali Uniknya, pertunjukan tersebut diiringi lantunan sholawat khas Ponpes Darul Ulum yang dilantunkan penuh semangat oleh para siswa. Penampilan ini tidak hanya menjadi hiburan, namun juga sarana edukasi dan dakwah melalui seni budaya yang bernilai luhur.
“Alhamdulillah, seluruh rangkaian acara ini merupakan karya siswa-siswi kelas IX yang dipersembahkan untuk para guru dan adik kelas sebagai bentuk penghormatan dan kebersamaan. Ini juga menjadi sarana edukasi dan dakwah melalui seni,” ujar Kepala Madrasah MTs Plus Ponpes DU Rejoso Peterongan, Nurul Andriani, S.Pd., M.Pd.I.
Ibu Nurul, sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa tahun ini merupakan angkatan ke-32 dengan total 366 siswa yang lulus dari jenjang pendidikan menengah pertama, dari total keseluruhan siswa sebanyak 910 orang.
Beliau berharap agar para lulusan menjadi generasi Qur’ani yang berakhlakul karimah, membanggakan orang tua, guru, dan almamater, serta mampu menjadi pembawa cahaya Islam di mana pun mereka berada.
“Semoga setiap langkah kalian diberkahi Allah SWT, dan menjadi penerus yang menerangi zaman dengan ilmu dan iman,” imbuhnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa beberapa lulusan MTs Plus DU Rejoso juga berhasil meraih beasiswa ke luar negeri, baik ke Timur Tengah seperti Mesir, maupun ke negara-negara di Eropa.
Sementara itu, KH. Rohmatul Akbar, S.T. (Gus Bang), selaku komite sekolah sekaligus pengasuh asrama Ponpes DU Rejoso yang hadir dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa selain menuntut ilmu, para santri juga harus mengharap keberkahan dari para kiai di pesantren.
“Ilmu bisa dicari di mana saja, tetapi keberkahan dan ridha dari para kiai, itulah yang lebih utama,” harapnya. Beliau juga menegaskan bahwa proses pencarian ilmu di lingkungan pesantren akan lebih sempurna karena terpantau langsung, baik dari sisi keilmuan maupun akhlak.
Sedangkan salah satu Majlis Ponpes DU. KH. Hamid Bisri, S.E., M.Si. kepada para siswa kelas IX, beliau berpesan, “Menuntut ilmu adalah kewajiban yang tidak pernah mengenal batas usia maupun tempat. Ia dimulai sejak dalam kandungan hingga ke liang lahat. Maka jangan pernah merasa cukup atau puas dengan ilmu yang telah dimiliki. Teruslah belajar, baik dari guru, orang tua, sahabat, maupun dari kehidupan itu sendiri. Karena hakikatnya, hidup ini adalah madrasah, dan setiap langkah adalah pelajaran yang harus direnungkan.” Pungkasnya. (din)