MAGELANG | duta.co – Sempat mendapat pertanyaan bahkan banyak komentar minor. Maklum jagat medsos. Video rombongan biksu thudong itu berada di masjid. Padahal mereka istirahat di serambi, tepatnya di daerah Bengkal, Kranggan, Kabupaten Temanggun.
Takmir masjid pun menjelaskan, bahwa, rombongan biksu thudong memang sempat istirahat di serambi Masjid Baiturrohmah Bengkal, Minggu 19 Mei 2024 kemarin. Para biksu thudong tersebut singgah di masjid tersebut pukul 09.30 WIB.
Kedatangan para biksu thudong ini disambut takmir masjid dan Kepala Desa Bengkal Istiyanto. Pihaknya pun sempat menyampaikan ucapan selamat datang untuk para biksu thudong. Mereka disambut dengan baik, termasuk makanan kecil. Para biksu thudong itu pun berterima kasih. Indahnya dari sebuah penghormatan.
Ternyata mereka tamu di malam puncak perayaan Waisak 2568 BE/2024. Mereka datang dan ikut uuja-puji do’a bersama ribuan umat Buddha. Suasana di Lapangan Marga Utama Candi Borobudur pun terasa semakin sejuk, apalagi seiring rintik hujan sesaat yang menyiraminya.
Borobudur Berubah
Kemegahan, kemeriahan dan keindahan Candi Borobudur lebih terlihat ketika ratusan lampion diterbangkan. Ratusan lampion ini terus mengudara menghiasi malam Wasiak 2568 BE di Candi Borobudur. Suasana haru dan bahagia terpancar dari wajah ribuan peserta yang datang dari berbagai daerah dan agama. Mereka tampak antusias mengikuti prosesi malam puncak perayaan Waisak tersebut.
Tema Waisak Nasional tahun 2024 ini adalah ‘Untuk Hidup Bahagia Sebagai Makhluk dan Manusia, Marilah Kita Meningkatkan Kesadaran Yang Diajarkan Oleh Sang Buddha, dengan sub-tema Hindarilah Keserakahan Duniawi, Kebodohan, Kemarahan dan Kebencian,” kata Ketua Umum DPP WALUBI yang juga Ketua Panitia Waisak Nasional 2024, Hartati Murdaya, Kamis (23/5/2024).
“Pelepasan ratusan lampion ini bermakna, tidak hanya menerangi kegelapan. Namun, lebih dari itu, pentingnya hidup berdampingan dalam harmoni, saling menghormati untuk kebaikan bersama,” sambung Hartati Murdaya.
Hartati Murdaya menyampaikan bahwa seluruh warga bangsa, khususnya umat Buddha harus terus dapat memperkuat sikap persatuan dan kesatuan untuk menguatkan dan mengimplementasikan ajaran Buddha bagi kehidupan.
“Kita berharap, semua umat dapat mempererat tali persaudaraan antar sesama untuk perdamaian dunia. Semoga cahaya lampion yang diterbangkan malam ini menjadi penerang bagi jalan hidup yang lebih baik dan damai,” ucap Hartati Murdaya.
Prosesi pelepasan lampion ini dimulai tepat pukul 21.00 WIB hingga 22.30 WIB. Tampak, Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki, Dirjen Bimas Hindu, Supriyadi, para perwakilan Majelis Buddha, dan para Bhikkhu. Meski suasana kota sejuta bunga ini terpantau diguyur gerimis, namun suasana tetap berjalan lancar hingga selesai acara.
Koordinator Lampion Waisak Nasional 2024 yang juga Ketua Umum Wanita Buddha Mahanikaya Indonesia, Fatmawati menyampaikan bahwa pelepasan Lampion Waisak merupakan acara yang sangat ditunggu-tunggu masyarakat pada tiap perayaan Waisak. Pelepasan Lampion ini sudah menjadi ikon Waisak Nasional di Candi Borobudur.
“Setiap tahunnya, pelepasan lampion sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia, mancanegara, baik umat Buddhis yang melakukan ritual maupun turis yang hadir ke Candi Borobudur,” kata Fatmawati.
Untuk diketahui bersama, ratusan lampion yang diterbangkan ini berbahan kertas dan ramah lingkungan, sehingga setelah diterbangkan akan terurai oleh api seiring tingginya lampion terbang. (kmg)