JAKARTA | duta.co – Ketua Umum PPP Romahurmuziy alias Rommy sebelumnya sudah berurusan dengan KPK. Rommy sudah diperiksa terkait kasus tersangka Yahya Purnomo mantan pejabat Kemenkeu. Kasus ini menyeret petinggi PPP sehingga Rommy pun terseret kasus dugaan suap terkait usulan dana perimbangan keuangan daerah pada Rancangan APBN-Perubahan Tahun Anggaran 2018. Kasus ini melibatkan anggota Komisi XI DPR RI Amin Santono dengan pejabat Kemenkeu Yahya Purnomo.

Namun ternyata Rommy tidak kapok. Hal ini menjadi tanda tanya, ada apa dengan Rommy sampai berani melakukan tindakan yang sangat dilarang agama itu. Rommy secara kebetulan juga merupakan wakil ketua dewan penasihat Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin. Hal ini yang membuat Waketum Gerindra Arief Poyuono curiga dengan motif perbuatan Rommy dalam kasus ini.

“Ditangkapnya Rommy Ketum PPP oleh KPK, yang juga jadi orang dekat Joko Widodo, hanyalah korban kegagalan Joko Widodo dalam menciptakan pemerintahan yang bersih dan mental pejabat negara pun tetap korup,” ujar Poyuono kepada wartawan, Jumat (15/3/2019).
Poyuono mengatakan, keberhasilan clean government dan penciptaan pejabat negara dan elit politik yang tidak korup dan berintegritas pada pelayanan kepada masyarakat, bisa dinilai dari jumlah penindakan yang dilakukan KPK.
“Soal berhasil, bisa dilihat dari sedikitnya KPK dan institusi hukum lainnya menangkap koruptor dan APBN benar benar efisien serta nyata dirasakan masyarakat,” kata Poyuono.
Poyuono tidak sependapat dengan anggapan yang menyebut banyaknya pejabat negara yang ditangkap KPK merupakan keberhasilan dalam penegakan hukum. Menurutnya, itu malah merupakan kegagalan.
“Maaf ya banyaknya elite dan pejabat negara yang ditangkap KPK itu bukan keberhasilan Joko Widodo tapi keberhasilan KPK. Dan kegagalan janji Joko Widodo saat Pilpres menciptakan clean government,” tutur Poyuono.
Lebih dari itu, dia juga mengatakan Rommy bisa jadi ketangkap KPK saat sedang mencari dana untuk kampanye Joko Widodo- Maruf Amin. ” Ya, apalagi Rommy itu paling loyal pada Joko Widodo dan dipercaya banget sama Joko Widodo. Saya harap KPK lebih mengeksplor ya apa tujuan Rommy terima uang,” pungkasnya.
Saat ini Rommy masih berstatus terperiksa dalam kasus ini. KPK memiliki waktu 1 x 24 jam pasca penangkapan untuk menentukan status hukum dari Rommy dkk.
Kejar-kejaran
Lokasi penangkapan masih simpang siur. Selain Kemenag Jatim,
ada cerita menarik soal ditangkapnya Rommy di halaman pintu keluar Hotel Bumi Surabaya, pukul 08.00 wib. Penangkapan Rommy sempat diwarnai drama kejar-kejaran.
Saksi mata di lokasi mengatakan sekitar pukul 08.00 WIB, dia melihat ada seorang pria keluar dari pintu keluar Hotel Bumi Surabaya. Saat keluar, pria tersebut nampak berlari dan diikuti oleh beberapa orang lainnya yang mengejar di belakangnya.
“Jam 8-an lihat orang lari keluar dari situ. Saya posisi di sini (di seberang hotel). Ada yang ngejar, sekitar 5an,” kata seorang petugas Linmas Surabaya yang sedang menjaga JPO (Jembatan Penyeberangan Orang) di seberang Hotel Bumi di Jalan Basuki Rahmat Surabaya, Jumat (15/3/2019).
Petugas Linmas wanita yang enggan disebutkan namanya tersebut juga mendengar ada keributan di lokasi. Dia juga mendengar ada suara ramai orang-orang yang berteriak hendak menangkap. “Iya rame gitu, denger teriakan juga,” lanjutnya.
Petugas Linmas itu pun bergegas untuk menghampiri keributan tersebut, dia akhirnya naik lift untuk menyeberangi JPO. Namun, saat dia masih berada di JPO, keributan itu telah usai. Pria itu sudah dibawa petugas.
“Saya pikir ada orang bertengkar, ternyata ada yang tertangkap. Waktu saya samperin, saya lihat dari atas lift, eh sudah selesai. Kabarnya sih KPK, tapi ndak pakai seragam, cuma pakai kemeja,” imbuhnya.
Selain itu, petugas tersebut juga melihat dengan jelas beberapa orang yang melakukan penangkapan juga membawa selembar kertas.
“Kelihatan jelas kok ada kertas putih,” ungkap petugas tersebut.
Setelah penangkapan, petugas itu juga melihat beberapa orang yang ada di sekitar lokasi.
Direktur Sales dan Marketing Hotel Bumi Surabaya Endah Retnowati membenarkan jika Ketum PPP Romahurmuziy saat itu memang menginap di Hotel Bumi. Namun pihaknya sama sekali tidak mengetahui soal penangkapan yang dilakukan oleh KPK.
“Saya tidak tahu detailnya. Dan saya tidak bisa memberikan informasi apapun karena saya tidak tahu kejadiannya. Betul, Pak Romi memang menginap di Hotel Bumi Surabaya,” kata Retno seperti dikutip dari detikcom Jumat siang.
Sebelumnya sempat dikabarkan Rommy ditangkap di Kantor Kemenag Jatim. (det/ud)