TUBAN |duta.co – PT Semen Gresik, anak perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk menggandeng Jepang bernama JFE Engineering, untuk mengembangkan teknologi yang menjadikan gas emisi menjadi listrik. Gas buang sebanyak 122 ribu ton per tahun itu akan diolah menjadi 28 Mega Watt (MW) listrik.

Dengan besaran produksi listrik itu, akan memberikan efisienssi khususnya biaya listrik sebesar Rp 120 miliar per tahun. Karena hal itu bisa menurunkan konsumsi listrik dari PLN sebesar 30 persen dari total kebutuhan listrik di 4 pabrik SG di Tuban.

“Kami perkirakan akan mulai bisa dioperasionalkan pada Oktober 2017 ini,” ujar Direktur Uttama PT SG, Gatot Kustyadji di sela-sela Sosialisasi ppada local stakeholders di Pabrik Tuban, Rabu (16/8).

Untuk tahap awal beroperasinya pembangkit listrik bernama “Waste Heat Recovery Power Generation” (WHRPG) itu masih sekitar 75 persen, karena dari empat pabrik, hanya tiga pabrik yang siap beroperasi.

“Sedangkan untuk beroperasi secara penuh 100 persen diperkirakan Maret 2018, karena akan terkoneksi semuanya empat pabrik itu,” kata Gatot.

Ia mengatakan, apabila telah beroperasi secara penuh akan menghemat pembelian listrik dari PLN sekitar 30 persen, atau terjadi penghematan anggaran sebesar 120 miliar per tahun dari total pengeluaran biaya listrik sekitar Rp1 triliun.

“Penghematan anggaran itu bisa kami alihkan kembali ke operasional pabrik, karena penghematannya cukup besar,” katanya.

Sebelumnya, proyek yang dimulai pada 2014 itu dilakukan atas kerja sama perusahaan Jepang bernama JFE Engineering, dan telah melewati beberapa tahap seperti studi kelayakan dan konstruksi awal. Proyek ini adalah bagian dari upaya PT Semen Indonesia Grup untuk mewujudkan konsep industri yang ramah lingkungan.

Sebelumnya, teknologi serupa telah digunakan di PT Semen Padang (anak usaha PT Semen Indonesia) sejak 2012, namun energi listrik yang dihasilkan lebih kecil yakni 8 MW.

Selain menerapkan WHRPG, Pabrik Tuban juga telah memanfaatkan energi alternatif lainnya, seperti batu bara untuk proses produksi, serta sekam padi, ampas tebu, sabut kelapa, limbah pelumas, dan lainnya.

Sementara itu, Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi dan Multilateral serta Pembiayaan Kemenko Perekonomian Rizal Edwin Manansang yang turut hadir dalam sosialisasi itu mendukung langkah PT Semen Indonesia Pabrik Tuban dalam menerapkan konsep industri yang ramah lingkungan.

Ia mengatakan, langkah PT Semen Indonesia diharapkan bisa diterapkan di sejumlah industri di Indonesia, untuk mendukung pemerintah menuju target pengurangan emisi karbon 29 persen pada 2030. “Pemerintah hanya memayungi kerjasama antara dua perusahaan Indonnesia dan Jepang. Ini murni kerjasama B to B (business to business),” tandasnya. (end)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry