Penyanyi Cyntia Lamusu dalam sesi talkshow bersama dr. Benediktus Arifin, MPH, Sp.OG (K) tentang edukasi kehamilan usai pemutaran film Lyora : Penantian Buah Hati di Pakuwon Mall XXI Surabaya, Selasa 29 Juli 2025. (dok/duta.co)

SURABAYA | duta.co  – Selalu ada Harapan. Itulah kalimat yang tertanam kuat dalam diri Cyntia Lamusu dan pasangannya Surya Saputra  berjuang untuk mendapatkan buah hati selama 8 tahun.  Penyanyi Cyntia Lamusu banyak sharing dalam sesi talkshow bersama dr. Benediktus Arifin, MPH, Sp.OG (K) tentang edukasi kehamilan usai pemutaran film Lyora : Penantian Buah Hati di Pakuwon Mall XXI Surabaya, Selasa 29 Juli 2025.

Ratusan ibu dan para pejuang garis dua di Surabaya menyaksikan film drama keluarga  Lyora: Penantian Buah Hati di Pakuwon Mall XXI Surabaya. Pemutaran film Lyora: Penantian Buah Hati menjadi rangkaian dari roadshow special screening menuju rilisnya film di seluruh bioskop pada 7 Agustus 2025.

Dalam special screening Lyora: Penantian Buah Hati di Pakuwon Mall XXI Surabaya turut dihadiri aktris yang juga pernah menjadi pejuang garis dua, Cynthia Lamusu, dan dokter spesialis obgyn dr. Benediktus Arifin, MPH, Sp.OG (K). Para penonton dan pejuang garis dua dari Surabaya yang menyaksikan film Lyora: Penantian Buah Hati lebih dulu, banyak yang mengusap air mata yang menetes.

Bagi mereka, film ini mampu merepresentasikan tentang perjuangan para pejuang garis dua dengan empatik. Film ini secara dekat mengangkat perspektif perempuan dan pasangan dalam perjuangan memiliki anak.

“Banyak sekali pengalaman perempuan di Indonesia, termasuk di Surabaya yang datang dan menyaksikan film ini, mengalami hal sama. Perempuan itu sering banget merasa diomongin kalau tidak punya anak. Dalam keluarga, kalau tidak punya anak, pasti perempuan dulu yang diomongin dan disalahkan. Untuk itu, film ini hadir sebagai teman dan penyemangat dari para pejuang garis dua,” ujar produser film Lyora: Penantian Buah Hati Virgie Baker seusai penayangan film.

Cynthia Lamusu, yang juga memiliki perjuangan panjang dalam memiliki momongan mengatakan film Lyora: Penantian Buah Hati seperti berbicara kepada para pejuang garis dua untuk terus semangat dan memiliki harapan.

“Selalu ada harapan. Saya merasa terwakili oleh Meutya dan Fajrie di film ini. Sama seperti mereka, saya juga punya jalan yang panjang untuk memiliki anak selama 8 tahun. Film ini digarap dengan penuh empati untuk menyentuh hati penontonnya,” kata Chintya Lamusu.

Chintya Lamusu menambahkan diperlukan kerjasama suami istri untuk mendapatkan buah hati dengan perjuangan yang berbed-beda tiap pasangan Karena kondisi kesehatan dan penyebab juga berbeda. Dukungan suami dan periksa bersama menjadi salah satu kunci keberhasilan bagi para pejuang garis dua.

“Saya dan suami berjuang sekitar 8 tahun dan sudah berad pada titik pasrah, kalaupun ahirnya menua bersama suami ternyata Allah berkehendak lain dititipi anak dengan proses yang panjang. Harus tetap optimis, selalu ada harapan bagi para pejuang garis dua.”

Sementara dr. Benediktus Arifin, MPH, Sp.OG (K) yang edukasi kehamilan termasuk apa saja yang perlu dilakukan oleh pasangan yang akan merencanakan untuk memiliki anak. Makin cepat diperiksakan lebih baik, jangan mengulur  waktu. Bagi pasangan yang sudah menikah dibawah 30 tahun, setahun tidak hamil harus sudah periksa. Sementara yang diatas 35 tahun paling tidak 6 bulan belum hamil segera periksa.

“Makin tinggi usia makin rentan dan susah untuk bisa hamil, makanya perlu cepat segera periksa,” tegasnya.

Menurut data WHO, diperkirakan sekitar 15% pasangan di seluruh dunia mengalami infertilitas. Diperkirakan, ada sekitar 20% penduduk Indonesia mengalami gangguan infertilitas.

Film Lyora: Penantian Buah Hati mengisahkan Meutya (Marsha Timothy), seorang wanita karir dengan segala kesibukannya, berusaha untuk memiliki keturunan di usianya yang sudah tidak lagi muda. Bersama suaminya, Fajrie (Darius Sinathrya), mereka menjalani berbagai program kehamilan, salah satunya bayi tabung. Dalam perjalanannya mengikuti program tersebut, Meutya dan Fajrie menghadapi lika-liku hidup penuh kegagalan dan rasa kehilangan yang mendalam, namun tidak pernah pupus dari perjuangan dan pengharapan.

Film Lyora: Penantian Buah Hati disutradarai Pritagita Arianegara, diproduseri oleh Virgie Baker, Robert Ronny, dan Pandu Birantoro, serta produser eksekutif Januar R. Kusuma dan Andi Boediman. Selain ke Surabaya, film telah melakukan roadshow ke Solo, Makassar, Jakarta, dan Medan. Roadshow akan berlanjut ke Bandung (1 Agustus), Bekasi (2 Agustus), dan Tangerang (5 Agustus), dan pada akhirnya rilis serentak di seluruh bioskop Indonesia pada 7 Agustus 2025.

“Ini adalah momen yang tepat filmnya bisa bertemu secara intim dengan para penontonnya. Karena selain menonton, kami juga bisa berbagi cerita perjuangan dengan para penonton yang memiliki kisah yang sama dengan Meutya dan Fajrie. Kisah yang dibagikan oleh para pejuang garis dua di Surabaya ini memiliki arti lebih yang mendalam untuk film ini,” tambah sutradara Lyora: Penantian Buah Hati Pritagita Arianegara.

Film ini turut didukung oleh RS Bunda, Morula IVF, Garuda Indonesia, dan Livin’ by Mandiri sebagai official partner.  Imm

 

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry