SURABAYA | duta.co – Program Penguatan Karakter (PPK) yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Muhadjir Effendy mulai menemukan titik terang. Setelah Ketua Umum MUI, KH Ma’ruf Amin menyambut baik, bahkan menyebutnya sebagai kebutuhan mendesak untuk menjawab tantangan globalisasi, kini, catatan-catatan kritis disampaikan Dr H Achmad Muhibbin Zuhri, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Surabaya, yang juga dosen di Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya.
“Saya ini akademisi, sekaligus praktisi bidang pendidikan. Tahu dan ikut merasakan, betapa sebuah perubahan dalam kurikulum atau aturan tertentu tidak mudah dan cepat terimplementasi. Perlu tahapan-tahapan, mulai penyiapan, sosialisasi, capacity building, dan seterusnya. Tidak bisa serampangan. Harus melalui kajian yang komprehensif,” jelas Cak Ibin panggilan akrabnya, dalam menanggapi program PPK Kemendikbud kepada duta.co, Kamis (15/6/2017).
Menurut Direktur Museum NU ini, kalau PPK itu diterapkan, maka, diperlukan kemitraan yang mutualistik. “Sehingga diperlukan sinergi antara sekolah dan lembaga pendidikan seperti diniyah, Taman Pendidikan Alquran (TPQ/TPA). Dan hubungan kemitraan itu, harus mutualistik. Jangan sampai lembaga-lembaga kemitraan itu hanya menjadi subsistem persekolahan,” jelasnya.
Masih menurut Cak Ibin, masalahnya sekarang muncul kekhawatiran pemberangusan lembaga diniyah dan semacamnya. “Kalau mereka diletakkan sebagai subsistem persekolahan — dalam tataran pelaksanaannya – maka lembaga-lembaga pendidikan agama itu, khawatir terlikuidasi oleh program sekolah,” tambahnya.
Selain itu, menurut penulis buku ‘Pemikiran KH Hasyim Asy’ari Tentang Ahl Al-Sunnah wa Al-Jamaah’ ini, Kemendikbud tidak perlu, menghilangkan pelajaran agama seperti yang ada selama ini. “Jangan ada konsep penghapusan mata pelajaran agama di kelas, walau dengan alasan sudah dikonversikan dengan kegiatan di luar kelas. Kegiatan belajar di Madin, TPQ/TPA jangan sampai menjadi alasan penghapusan program pelajaran agama di kelas,” tegasnya. (win)