SUDAH DEAL: Beredar foto Ketum Partai Demokrat SBY (dua kiri), Ketua DPD Demokrat Jatim Soekarwo (kiri), Khofifah Indar Parawansa (dua kanan), dan Emil Dardak (kanan) di Ruang Perpustakaan kediaman SBY di Cikeas, Bogor, Selasa (21/11). (ist)

JAKARTA | duta.co – PDIP sebagai partai pengusung Emil Dardak menjadi Bupati Trenggalek dua tahun lalu menyatakan menghormati pilihan Emil untuk maju menjadi wakil gubernur Jawa Timur bersama Khofifah Indar Parawansa. Menurut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, biar rakyat Trenggalek dan Jawa Timur sendiri yang bisa menilai keputusan Emil tersebut.

“Setiap warga negara memiliki hak konstitusional untuk memilih dan dipilih. Pilihan Emil Dardak sah-sah saja. Sebagai seorang yang lama berpendidikan Barat, wajar jika memandang proses kepemimpinan sebagai proses loncatan karier sebagai hak individu sebagaimana diagungkan di Barat,” kata Hasto, Rabu (22/11).

Menurut Hasto, menjadi bupati Trenggalek memang tidak mudah. “Ketika kami mendukung pencalonan Emil Dardak, kami melihat bahwa yang bersangkutan punya semangat untuk membangun Kabupaten Trenggalek yang dikenal penuh tantangan untuk memajukan daerah yang memiliki problem sebagai daerah tertinggal dan terisolasi. Saat itu kami menghargai semangat anak muda yang ingin membangun kampung halamannya,” kenang Hasto.

Karena semangat membangun Trenggalek itulah, PDIP bersama koalisi partai bertekad mengusung Emil. Bahkan pasangan Emil, yakin Wakil Bupati Nur Arifin merupakan wakil dari PDI Perjuangan.

“Persoalan kemudian, dia berubah dan memilih untuk mencalonkan diri (di Pilgub Jatim). Sekarang kami serahkan sepenuhnya kepada masyarakat Trenggalek. Biarkan rakyat yang menilai, sebab rakyatlah berdaulat di dalam memilih pemimpin,” ujar Hasto.

PDIP yang sejak awal mengusung Gus Ipul dan Abdullah Azwar Anas, menurut dia, karena bagian dari kesadaran sejarah dan kultural untuk bersama NU berkomitmen menampilkan kontestasi gagasan terbaik untuk masa depan Jawa Timur.

“Gus Ipul sangat berpengalaman luas dan Azwar Anas penuh daya terobosan. Keduanya merupakan kombinasi kepemimpinan yang menarik dan saling melengkapi. Keduanya mengedepankan pembangunan berbasis kebudayaan dan kerakyatan sesuai dengan jiwa masyarakat Jawa Timur yang dikenal sangat patriotis untuk bangsa dan negara,” paparnya.

Dengan munculnya pasangan baru, Hasto memperkirakan Pilgub Jawa Timur semakin menarik. “Berkompetisi dengan Partai Demokrat yang memberikan dukungan kepada Khofifah dan Emil memberikan seni tersendiri dalam strategi,” katanya.

 

Emil Dinilai Tak Betah di Trenggalek

Sementara itu, Ketua DPC PDIP Trenggalek Doding Rahmadi menegaskan, hubungan PDIP dengan Emil selama ini baik dan tidak ada masalah. “Kami menduga, bisa jadi Trenggalek tidak membuat betah Bupati Emil Dardak. Karena itu tidak tertantang untuk membenahinya.” Ketua DPC PDIP Trenggalek, Doding Rahmadi via pesan WhatsApp (WA) nya, Rabu (22/11).

Dia kembali menduga, Emil Dardak tengah menapaki karir politiknya ke tingkat lebih tinggi. Hasrat politik itu yang diduga membuat Emil memutuskan siap meninggalkan Trenggalek.

“Sehingga di tengah jalan Emil Dardak berubah haluan dan mengambil pilihan politik berbeda dari mandat yang diterimanya. Bukankah Pilkada Jawa Timur menjadi tangga untuk kenaikan karir pemerintahan? Itu dugaan kami. Semoga tidak benar,” sambungnya.

Menurut Doding, sebenarnya warga Trenggalek sangat berharap pada Emil untuk bisa membenahi perekonomian di Trenggalek. Sebab hingga saat ini, angka kemiskinan di Trenggalek terus mengalami kenaikan. Di akhir 2015, angka kemiskinan di Trenggalek mencapai 267.274 jiwa, kemudian meningkat menjadi 272.792 jiwa di 2016.

“Warga Trenggalek memang membutuhkan banyak intervensi kebijakan dari pemerintah. Ini belum termasuk pembenahan infrastruktur, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan yang menantang kerja keras untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik. Namun, situasinya sekarang berubah, Bupati Emil Dardak berubah haluan dan memilih ikut Pilkada Jawa Timur 2018,” ucapnya.

 

PDIP Tak Diajak Bicara

Pihaknya tidak pernah diajak bicara dan tidak bisa mencegah keputusan politik Emil Dardak. “Kalau kemudian Emil Dardak berubah dan mengambil pilihan politik berbeda, maka keputusan itu di luar kuasa kami. Kami pada sikap, mengikhlaskan Emil Dardak yang memilih jalannya sendiri,” terang Doding.

“Sebagai salah satu Parpol pengusung di Pilkada Trenggalek 2015, kami telah berupaya maksimal untuk menjaga keutuhan pasangan Bupati Emil Dardak dan Wakil Bupati Mochamad Nur Arifin. Harmoni pemimpin ini pula yang diinginkan rakyat Trenggalek,” jelas Doding.

Sebagai salah satu Parpol yang ikut mengusung pasangan Emil-Arifin di Pilkada 2015, PDIP berharap Emil meminta maaf kepada rakyat Trenggalek. Alasannya, demi Pilgub Jawa Timur Emil telah mencederai mandat rakyat yang telah memilihnya di Pilkada Trenggalek dua tahun silam.

Selebihnya, partai berlambang Banteng moncong putih ini menaruh harapan besar kepada Wakil Bupati Mochamad Nur Arifin untuk tetap semangat dan istiqomah menyelesaikan mandat serta janji kampanye.

“Terlebih nanti pasca-penetapan calon gubernur dan calon wakil gubernur oleh KPU, Pak Bupati harus cuti, dan pimpinan pemerintahan dipegang Wakil Bupati,” harapnya. hud, mer

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry