Keterangan foto barometerjatim.com

JAKARTA | duta.co – Segudang pujian datang dari  Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj kepada Gubernur Jatim terpilih, Khofifah Indar Parawansa. Kiai Said menyebutnya sebagai perempuan yang luar biasa, sabar, tegar, kokoh dan kuat.

Intinya? “Kalau semuanya diringkas hanya ada satu kata: Sakti!” begitu disamapikan Kiai Said saat memberikan ceramah dalam halal bihalal Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU yang dihadiri pengurus pimpinan wilayah se-Indonesia di Gedung Konvensi TMPNU Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (8/7/2018).

Lebih heboh lagi, Kiai Said ternyata juga mencatat kegagalan Khofifah selama ini. Menurutnya, sulit mencari orang yang bisa bangkit kembali setelah terpuruk dua kali. “Kalau saya, kalau saya lho ya, maju sekali dan gagal enggak berani maju lagi. Betul itu, betul! Tapi beliau ini, coba, dengan keyakinannya yang sangat kuat, tidak pernah menyerah, tidak pernah putus asa,” tambahnya.

Keteguhan Khofifah ini menunjukkan bertapa kuat niatnya untuk membangun Jawa Timur. Sumber duta.co mengungkapkan, bahwa, Khofifah juga menyimpan amanah dari KH Hasyim Muzadi. “Saya pernah mendengar Bu Khofifah terdiam ketika almaghfurlah KH Hasyim Muzadi mengingatkan agar ikut benahi Jawa Timur. Kata Kiai Hasyim, kalau ingin enak sendiri, silakan di Jakarta, tetapi, kalau mau berjuang, maka, kembalilah ke Jawa Tmur,” jelas sumber tersebut.

Kiai Said sendiri menegaskan, Khofifah memang layak menjadi gubernur Jatim. “Pas itu! Pengalamannya, kemudian pendidikannya, S2 dari Australia, betul-betul representasi NU, khususnya dari Muslimat NU,” tandasnya.

Dua Periode sampai 2029

Ada yang kelewat maju, di awal pidatonya, Kiai Said ‘mendoakan’ perempuan yang juga mantan Menteri Sosial itu agar menjadi gubernur Jatim selama dua periode. “Yang kita hormati almukaromah Hajah Khofifah Indar Parawansa, ketua umum PP Muslimat NU dan gubernur Jatim periode 2019 sampai 2029,” ujarnya yang disambut aplaus hadirin.

Terkait kesabaran dan keuletan, Kiai Said kemudian mengisahkan riwayat ada seorang pemuda yang gagah kekar, tapi dengan kesombongannya mengatakan sanggup memecahkan batu besar hanya dengan 10 kali pukulan.

Tapi hingga 100 pukulan, batu tersebut tak kunjung pecah, sampai datanglah seorang kiai tua yang hanya dengan lima kali pukulan batu tersebut pecah.

Saat ditanya apa doanya, sehingga sang kiai bisa sehebat itu. “Bukan karena saya sakti atau hebat, tapi batu ini pecah kalau dipukul sampai 105,” ceritanya.

Cerita ini, tandas Kiai Said, memberikan nasihat jika pemuda mau sedikit lebih sabar dalam menjalani dan menyelesaikan pekerjaan, maka akan bisa menyelesaikannya. “Nah, Bu Khofifah rupanya juga sudah tahu, kalau sudah tiga kali bakal menang,” katanya.

“Itu hasil dari orang yang tidak pernah putus asa dan percaya pada Allah, percaya pada dirinya sendiri, serta tidak menyerah dalam menghadapi tantangan maupun kesulitan.”

Sementara menanggapi fenomena srikandi Muslimat NU yang bakal duduk di kursi kepala daerah, dari Khofifah hingga Munjidah Wahab, menurut Kiai Said hal itu menggembirakan bagi warga NU. “Itu amanat yang sangat mulia yang harus diemban sebagai kapala daerah, baik tingkat satu maupun dua,” katanya.

Para kepala daerah dari Muslimat NU ini disebutnya sebagai Khadijah abad modern. “Mudah-mudahan diberi kekuatan lahir batin oleh Allah Swt, terutama yang mendapat manfaat baru, jelas sekali merupakan amanat yang penuh tantangan,” katanya.

Satu hal yang patut ditunggu, para srikandi NU tersebut akan menjadi penentu kebijakan di daerah yang dipimpinnya. “Ini yang kita tunggu-tunggu. Anda harus berperan di tengah-tengah masyarakat, peran dalam bidang agama, budaya, peradaban, pendidikan, ekonomi maupun politik,” paparnya.

Tapi Kiai Said berpesan, agar kader-kader terbaik NU jangan hanya berhenti dan puas sebagai penentu kebijakan di tingkat kabupaten/kota atau provinsi, tapi bagaimana menentukan kebijakan nasional. Tidak harus ibu, tapi NU-lah, mau laki-laki mau perempuan sama saja,” katanya. (bmt)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry