Keterangan foto tvone

JAKARTA | duta.co – ‘Ketidaktegasan’ Presiden Jokowi menimbulkan problem baru. Bermula dari pernyataan mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli, bahwa, biang kerok (ekonomi) sesungguhnya berada di dalam kabinet sendiri.

Soal impor pangan misalnya, “Biang keroknya Saudara Enggar (Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita rd.). Cuma Presiden Jokowi gak berani menegur, takut sama Surya Paloh,” demikian Rizal dalam acara Indonesia Business Forum bertajuk “Dolar Tembus Rp 15000, Awas Krismon” di TV-One.

Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasdem tidak terima dengan pernyataan Rizal. Ketua DPP Partai Nasdem Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pernyataan Rizal di forum diskusi salah satu stasiun televisi itu, mengarah fitnah dan menyesatkan.

Saat itu, Rizal menyebut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, kader Nasdem, bersama Surya Paloh sebagai biang kerok impor pangan selama ini.

“Dalam pernyataan-pernyataan tersebut, saudara RR (Rizal Ramli) juga telah merendahkan martabat seorang Presiden Republik Indonesia yakni Bapak Joko Widodo dengan menggambarkan sosok yang mudah ditekan oleh pihak Iain,” demikian Syahrul saat menyampaikan keterangan pers di kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Selasa, 11 September 2018.

Menurut Syahrul, Surya Paloh tidak pernah ikut campur tangan terkait kebijakan impor pemerintah terhadap sejumlah bahan pangan. Pemilik Media Group itu disebut tak memiliki bisnis yang terkait pangan, apalagi mengambil keuntungan selaku pimpinan partai pendukung pemerintah.

“Terhadap pernyataan RR, Partai Nasdem menyampaikan somasi atau peringatan hukum kepada yang bersangkutan untuk menarik pernyataannya,” kata Syahrul.

Ketua Badan Advokasi dan Hukum Partai Nasdem, Hermawi Taslim menyatakan, surat somasi paling lambat dilayangkan besok (Rabu 12/9/2018) kepada Rizal Ramli. Surat somasi itu, kata dia, sebagai peringatan agar Rizal menarik ucapannya.

Jika tak digubris, pihaknya siap melaporkan yang bersangkutan ke polisi atas dugaan tindak pindana pencemaran nama baik dan merusak kehormatan seseorang di depan umum. “Kami siap melakukan langkah-langkah hukum. Dan sebagai info, teman-teman di daerah sudah memulai ini,” ujar Hermawi.

Penegasan Isi Diskusi

Potongan acara Indonesia Business Forum bertajuk “Dolar Tembus Rp 15000, Awas Krismon” di TV-One itu kemudian beredar di medsos dengan durasi 1:09 menit. Rizal hanya menegaskan isi diskusi yang ada, ia setuju dengan Ekonom Senior dari INDEF Faisal Basri yang menjadi sumber utama.

Berikut apa yang disampaikan Rizal Ramli:

“…Sebetulnya biang keroknya itu Menteri Perdagangan, Suadara Enggar, (terdengar tepuk tangan red.). Misalnya impor garam dia lebihkan 1,5 juta ton, petani garam marah. Kedua impor gula, dia tambahkan 2 juta ton, impor beras dia tambahin 1 juta ton. Termasuk tadi yang Faisal katakan soal ban. Jadi sebetulnya biang keroknya Saudara Enggar.

Cuma Presiden Jokowi gak berani negur, takut sama Surya Paloh. Saya katakan, Pak Jokowi panggil saya saja, biar saya yang tekan Surya Paloh, karena ini brengsek. Impor naik tinggi sekali, petani dirugikan, petambak dirugikan, dan akibatnya elektabilitas Pak Jokowi terus merosot, digerogoti mereka ini, pada main dari komisi, dari impor yang sedemikian besar.

Jadi saya setuju sekali, dengan saudara Faisal tadi, bahwa biang keroknya, masalah ada di dalam kabinet sendiri, itu saudara Enggar yang sudah waktunya harus diganti.” (net,tvone)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry