SURABAYA | duta.co – Kabar baru. Nahdliyin perlu tahu, bahwa, jamiyah Nahdlatul Ulama (NU) yang sering disebut konservatif (kolot), ternyata sudah sejak dulu ‘sadar’ tentang pentingnya media massa. Para muassis (pendiri) NU jauh hari telah memahami peran penting media. Maka, setahun setelah kelahiran NU, tepatnya tahun 1927, sudah terbit Swara Nahdlatoel Oelama, Oetoesan Nahdlatoel Oelama, Berita Nahdlatoel Oelama, dan Soeloeh Perdjuangan.

Belum ditemukan, kapan persisnya media-media itu diluncurkan (launching). Yang pasti, salah satu terbitan tertua yang masih tersimpan di perpustakaan PBNU dan juga Arsip Nasional adalah edisi nomor 6 tahun ke-1 pada Jumadits Tsani 1346 H. Maka, jika merujuk pada nomor tersebut, dapat dipastikan edisi pertama terbit pada Muharam 1346 H atau sekitar Juli 1927 M.

“Nanti sore (Jumat 9/8/24) bakda salat asar, para kiai dan wartawan NU menggelar tahlil dan istighotsah untuk muassis NU dan para mujahid media NU. Kita patut bersyukur, sampai detik ini, para jurnalis NU terus berkembang sesuai dengan tuntutan zaman,” demikian disampaikan Isfandi Mahbub Djunaidi, kepada duta.co, Jumat (9/8/24).

Gus Isfan, demikian putra pertama almaghfurlah Mahbub Djunaidi biasa disapa, menegaskan, bahwa peringatan 1 Abad Media NU ini harus menjadi momentum kebangkitan kedua media nahdliyin memasuki era digital dalam mengawal perjuangan para kiai dan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

Nama Mahbub Djunaidi sendiri terpatri kuat sebagai Pemred Duta Masyarakat menyusul seniornya Kiai Saifuddin dan M Said Budairy. “Secara pribadi, saya sangat bangga menyaksikan Harian Umum Duta Masyarakat yang, sampai detik ini masih konsisten terbit melayani pembaca, khusus warga NU,” tegas Wakil Sekretaris PBNU ini ketika berkunjung ke Museum NU.

Para Mujahid Media NU diawali KHA Wahab Hasbullah. (suara NO/SNO), KH Mas Alwi Abdul Aziz (SNO,  KH Ridwan Abdullah. (SNO), KH Dahlan Ahyad (SNO), KH Dahlan Mekah (SNO), KH Bisri Syansuri (SNO), KH Hasan Gipo (SNO), KH Muhammad bin Yasin (Kontributor SNO), KH Abdullah bin Yasin (Kontributor SNO).

KH Abdus Salam Pati (Kontributor SNO), KH Mahfudz Siddiq (Berita NO/BNO), KH ‘Abdulah Ubaid (BNO). KH Burhan (SNO). KH Umar Burhan (SNO dan  Bintang Sembilan). KH A. Wahid Hasyim (Soeloeh NU). KH Saifuddin Zuhri (Duta Masyarakat). Choirul Anam (Soeloeh NU). KH Usman Mansyur (LINO). KH Tholhah Mansyur (LINO). KHA Halim Siddiq (Kullu Syai dan Soeloeh Kita). KH Muhammad Ilyas (BNO).

KHA Fattah Yasin (BNO). HM Shah Manaf (Duta Masyarakat). H. Anshori Syam (Duta Masyarakat dan Risalah islamyah). HM Asnawi Manaf (Duta Masyarakat). H. Djamaluddin Malik (Duta Masyarakat). KH Muhammad Dahlan (Risalah Islamyah). KH Idham Chalid (Gema Muslimin dan Risalah Islamyah). KH Ahmad Siddiq (Duta Masyarakat dan Berita NO)

Muhammad Adnan Ali (BNO). H. AA Achsin (BNO). KH Saifuddin Zuhri (Duta Masyarakat, BNO dan Gema Muslimin). KHA Hamid Wijaya (Gema Muslimin dan Duta Masyarakat). M. Nasiroen (Lino)’KH Ghufron (Kemudi). H. Soetisna Sanjaya (Al-Mawaidz). KHA Syahri (Gema Muslimin) H. Sulaiman Fadeli (Obor Revolusi). H. Hizbullah Huda (Obor Revolusi dan Bintang Sembilan). H. Anwar Hadi Soejanto (Lino dan Sophia Weekly). H. Zainuri (penerbit Menara Kudus).

KH Anas Tohir (Majalah Aula). KH Hasyim Muzadi (Aula dan Tabloid Masa). H. Asa Bafaqih (Duta Masyarakat). H. Muslich Hasbullah (penyair/kolumnis Duta Masyarakat)). H. Zen Badjeber (Duta Masyarakat). H. Aminuddin Aziz (Duta Masyarakat). H. Mahbub Djunaidi (Duta Masyarakat).. H. Slamet Effendi Yusuf (Warta NU dan Risalah NU). H. Ichwan Syam (Warta NU dan Risalah NU). H. Said Budaeri (Duta Masyarakat dan Risalah NU). HM Darto Wahab (Duta Masyarakat). KH Chalid Mawardi. (Duta Masyarakat).

KH Drs. Bukhori Masruri (Risalah NU Jateng). Drs. KH Ghazali Masruri (Risalah NU Jateng). KH Anwar Musaddad (Api Islam). Muchlis DJ Tolomundu (Tabloid Masa). Mahfudz (Tabloid Masa). H. Ali As’ad (Bangkit). KH Atabik Ali (Bangkit). H. Ahmad Yasin Aqib (Bangkit). H. Choirul Anam atau Cak Anam (Duta Masyarakat, Majalah Aula). H. Choirul Anam (NU Online). Kliwon (Risalah NU). Termasuk generasi berikutnya seperti Wahyudin Ghozali (Wago), Ahmad Millah, dll. Lahumul faatihah. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry