
SIDOARJO | duta.co — Wakil Menteri Agama Romo H. R. Muhammad Syafii membuka pelaksanaan Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Pondok Pesantren Al-Amanah, Junwangi, Krian, Kabupaten Sidoarjo, Senin (4/8/2025). Ia menilai kegiatan berjalan baik dan menyebut rata-rata santri dalam kondisi sehat.
“Kalau pelaksanaannya ya, ini di Pesantren Al-Amanah Sidoarjo, cukup bagus. Semua stakeholder turun dan memberikan kontribusi, sehingga dari mulai acara sampai pengecekannya menurut saya sudah berjalan dengan baik,” ujar Romo Syafii.
Wamenag juga menyambangi beberapa pos pemeriksaan untuk melihat langsung proses cek kesehatan dan berdialog dengan petugas. Ia mengaku senang melihat hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi yang positif.
“Dan tadi saya coba bertanya di setiap jenis pemeriksaan, Alhamdulillah rata-rata santri yang ada di sini, semua yang diperiksa masih di bawah ambang batas yang ditentukan oleh Kementerian Kesehatan. Baik gula darahnya, kemudian tekanan darahnya, juga mata, gigi, telinga, rata-rata bagus,” jelasnya.
Ia menduga pola hidup sehat para santri turut berperan besar dalam menjaga kesehatan. “Kayaknya yang di pesantren ini bagus-bagus ya, karena selalu sholat dan baca Qur’an juga. Dan makanannya juga masih relatif, masih alami, karena dimasak sendiri,” imbuhnya.
Sejalan dengan itu, salah satu tenaga kesehatan yang bertugas di lokasi menyampaikan bahwa hasil pemeriksaan para santri secara umum menunjukkan kondisi yang baik. Pemeriksaan meliputi tekanan darah, kadar gula, penglihatan, pendengaran, dan kesehatan mulut.
“Sejauh ini tidak ditemukan kondisi yang mengkhawatirkan. Hasil tekanan darah, kadar gula, dan pemeriksaan mata masih dalam batas normal. Sebagian besar santri sehat,” ungkap petugas medis di sela kegiatan.
Dalam sesi wawancara, Wamenag juga mengungkapkan optimisme bahwa program CKG akan berjalan lebih sukses dibandingkan program lain, karena mendapat dukungan lintas sektor yang lebih luas.
“Saya melihat ini akan lebih sukses, karena dalam pelaksanaan di lapangan, melibatkan semua pihak, baik pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Kesehatan yang membidangi, kemudian juga pihak sekolah, Kepala Dinas Pendidikan, kemudian Kepala Madrasah, memberikan dukungan, sehingga disambut dari bawah,” terangnya.
Ia menyebut ada antusiasme tinggi dari lembaga pendidikan lain untuk ikut serta. “Bahkan saya dengar tadi, ada yang meminta, ‘kami kok belum?’” ujar Romo Syafii menirukan.
Menurutnya, model kolaboratif ini bisa menjadi contoh untuk program lain seperti makan bergizi gratis. “Saya kira ini contoh yang baik juga, mungkin kalau bisa diikuti oleh makanan gizi gratis. Saya sangat optimis, dan ini memang sangat dibutuhkan menurut saya,” pungkasnya.(kmg)