SANTRI : Suasana Imunisasi ORI Difteri dilaksanakan Dinkes Kota Kediri  (duta.co/nanang priyo)

KEDIRI | duta.co -Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Kesehatan Kota Kediri menyatakan bahwa imunisasi yang baru dilaksanakan di Kota Kediri adalah ORI Difteri bukan Rubella seperti yang banyak dipublikasikan. Menginggat imunisasi Rubella, sebenarnya telah dilaksanakan pada Tahun 2017 lalu.

Pernyataan di atas disampaikan Kepala Dinas Kesehatan, dr. H. Fauzan Adima, Kamis (8/11/2018) di ruang kerjanya. Menurutnya, imunisasi ORI Difteri merupakan salah satu program penting pemerintah pusat dalam mencegah penyakit difteri. Menginggat penyakit ini sangat menular dan berbahaya serta dapat mengakibatkan kematian.

Terkait dengan persoalan yang dialami W, salah satu santri warga Kabupaten Kediri, turut menjadi peserta imunisasi kemudian berdampak kelumpuhan. Dijelaskan Fauzan Adzima, bahwa W awalnya menjalani perawatan di RS dr. Iskak Tulungagung terkena Guillain Barré Syndrome (GBS). Diagnosa ini telah dipastikan oleh RS Saiful Anwar Kota Malang bahwa W positif menderita GBS atau penyakit yang menyerang susunan saraf tepi.

Penyakit GBS ini tidak diakibatkan oleh imunisasi tapi kelumpuhan ini adalah kejadian yang kebetulan terjadi atau coincidence setelah imunisasi. Meski demikian, atas kejadian ini Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar memerintahkan Kepala Dinkes untuk secepatnya berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur soal kejadian tersebut.

Hasil koordinasi membuahkan hasil bahwa biaya pengobatan pasien W ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah. Termasuk biaya perawatan selama di RS Saiful Anwar juga ditanggung oleh pemerintah. Sedangkan pemerintah kota akan membantu keluarga pasien lewat program living cost. Yaitu program membantu biaya hidup keluarga pasien saat menemani pasien dalam masa perawatan sebesar Rp. 125ribu / hari. (nng)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry