Keterangan foto al-viraal.com

SURABAYA | duta.co – Luar biasa. Debat Cawapres ternyata lebih seru ketimbang debat Capres. Apalagi temanya sangat menyentuh problem rakyat. Dari soal pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan dan masalah sosial budaya.

Lebih hebat lagi, hampir seluruh para pendidik di negeri ini diperkirakan menyimak paparan masing-masing Cawapres. Sejumlah guru langsung mengupdate statusnya. Bahkan banyak siswa yang ikut nimbrung di dunia maya ini. “Rame deh,” demikian komentar salah seorang siswa.

“Mantaaaaap! Kesejahteraan guru ditingkatkan, UNAS dihapuskan. Ini baru solusi,” demikian seorang guru di Surabaya usai mendengar paparan Cawapres Sandiaga S Uno dalam debat yang berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3/2019).

Seperti diprediksi, debat yang dimoderatori dua presenter Transmedia yaitu Putri Ayuningtyas dan Alfito Deannova Ginting ini menjadi milik Sandi. Tampil lebih energik, santun dan jelas dalam menyampaikan program, Sandi dinilai layak menjadi pemimpin negeri ini.

“Dia layak menjadi bintang. Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada Kiai Ma’ruf, Sandi memang layak pemimpin negeri ini. Dia cerdas, santun dan memiliki segudang pengalaman,” demikian Nur Hadi, yang hampir tak ‘berkedip’ di depan TV ini.

Soal UNAS misalnya, Sandi menyebutkan fakta lapangan yang terbantahkan. Ia menyebut siswa dari Madura yang merasa berat dengan kurikulum pendidikan. Banyak siswa terbebani dengan UNAS, apalagi menjadi penentu kelulusan.

Padahal, penentuan kelulusan siswa mestinya diserahkan kepada sekolah, karena guru dan sekolah yang paling memahami kemampuan akademik siswa. “Sandi juga berjanji untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas guru, termasuk guru honorer yang sampai detik ini belum mendapat keadilan. Mantap!” tambah Cak Nur.

Tak kalah menarik gagasan Sandi menciptakan 2 juta wira usaha baru (WUB) dalam setiap tahun. Ini menjadi pintu masuk kebangkitan rakyat Indonesia. Sebab, selama ini, generasi muda masih belum memperoleh kesempatan bekerja. Sementara TKA (Tenaga Kerja Asing) terus berdatangan.

“Anak-anak kita yang belum bekerja tidak butuh belas kasihan. Mereka butuh kesempatan bekerja. Karenanya, pemerintah harus hadir mengurus mereka,” jelas Sandi yang secara halus menolak program Jokowi-Kiai Ma’ruf yang akan memberikan dana kepada pengangguran yang disebutnya pra pekerja. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry