GATHERING : Global Strategic Planning Director Sampoerna Kayoe Edward Tombokan dalam gathering gathering pemasok kayu yang diadakan di Hotel Cempaka Hill, Jember. (duta.co/udiek)

JEMBER | duta.co -Bencana alam bisa terjadi di mana saja dan menimpa siapa saja. Pelajaran yang dapat diambil dari bencana alam adalah masyarakat harus peduli terhadap lingkungan hidup serta meningkatkan kepedulian akan sesama tanpa memandang latar belakang apapun.

Oleh karena itu, penting bagi siapa saja untuk memberikan perhatian secara khusus terhadap para korban bencana alam karena di situlah solidaritas sebagai satu bangsa diuji.

Demikian diungkapkan Global Strategic Planning Director Sampoerna Kayoe Edward Tombokan di hadapan 400 peserta gathering pemasok kayu yang diadakan di Hotel Cempaka Hill, Jember, Jatim, sabtu (23/03/2019).

Hadir dalam acara gathering pemasok kayu tersebut adalah, Operation Director Harry Handodjo, Chief Financial Officer Johanes Ibrahim, Head of Corporate Log Porcurement Tio I Huat.

Edward Tombokan menjelaskan bahwa, alam Indonesia yang subur harus dipelihara karena dari situlah kehidupan berasal. Namun demikian, karena alam memiliki ekosistemnya sendiri,  alam tidak boleh dirusak atau diabaikan keberlangsungannya karena akan berdampak negatif pada kehidupan manusia. Oleh karena itu, menanam kembali dari apa yang sudah diambil dari alam merupakan konsekuensi logis yang harus dilaksanakan.

“Kita semua, baik petani, pemasok kayu dan juga Sampoerna Kayoe, hidup dari kayu yang ditanam. Jika kita tidak memperhatikan alam dan tidak menanam kembali dari apa yang sudah kita ambil, kehidupan kita akan terancam. Oleh karena itu, menanam sengon merupakan salah satu cara yang terbaik dalam mengkonservasi alam, di samping kita juga mengambil manfaatnya. Yang tidak boleh dilupakan adalah alam memberi kita hidup dan oleh karenanya, alam harus diperhatikan,” tegas Edward Tombokan.

Ketika terjadi bencana alam, Edward menambahkan, tidak hanya korban yang menderita tetapi yang tidak tertimpa bencana juga sedang diuji kepeduliannya terhadap para korban. Kepedulian kepada korban bencana bukan persoalan besar dan kecilnya bantuan tetapi terlebih pada niat untuk ikut meringankan beban para korban.

Dalam kesempatan itu, Sampoerna Kayoe mengajak para pemasok yang berasal dari Banyuwangi, Bondowoso, Lumajang, Probolinggo, Jember dan Pasuruan, untuk peduli kepada para korban bencana alam yang antara lain terjadi di Sentani, Papua, Imogiri Bantul, Gunung Kidul, Boyolali , Jawa Tengah, Madiun dan Pasuruan.  Ajakan Sampoerna Kayoe itu mendapat respon spontan dari para pemasok dengan mengumpulkan dana .

Di Jawa Timur, Sampoerna Kayoe memiliki unit pabrik di Banyuwangi, Jember, Jombang dan Madiun. Untuk memenuhi pasokan kayu sengon, Sampoerna Kayoe menjalin kemitraan dengan  40.000 petani hutan rakyat. Pada awal bulan Maret 2019, Sampoerna Kayoe juga telah  mengadakan gathering yang sama untuk para mitra di Jawa Tengah. (imm)