LASEM | duta.co – KH Maemoun Zubair (Mbah Moen), yang dijadwalkan hadir dalam halaqah IV Komite Khitthah 1926 Nahdaltul Ulama (KK26-NU) di PP Al-Wahdah, Lasem, Jawa Tengah Kamis (17/1/2019), berhalangan. Meski begitu, peserta halaqah bisa mendengarkan pesan-pesan beliau yang disampaikan KH Suyuthi Toha dari Banyuwangi.

Menurut Kiai Suyuthi, Mbah Moen berharap NU bersungguh-sungguh mengamalkan khitthah NU. Kalau ada indikasi melenceng harus terus diingatkan sampai berhasil. “Jadi upaya komite khitthah ini sudah mendapat restu dari beliau. Mbah Moen minta kita juga bersungguh-sungguh memperjuangkan tegaknya khitthah NU,” jelasnya.

Kiai Suyuthi juga mengutip pesan-pesan penting yang pernah disampaikan almaghfurlah KH Sahal Mahfudh. Menurutnya, ketika menjadi Rais Aam, Kiai Sahal begitu kokoh menegakkan khitthah NU.

“Politik NU bukan rebutan jabatan, bukan politik praktis. Politik praktis itu ecek-ecek atau cekether. Bahasa Mbah Sahal politik NU itu tingkat tinggi, politik menjaga NKRI, politik keummatan, politik membela orang lemah. Hari ini kita saksikan NU sudah karut marut,” tegasnya.

Karena itu, ia berharap KK 26 NU terus berjalan, jangan sampai melemah. “Sekarang tinggal kita, kalau kita melemah, maka, NU akan jadi tunggangan politik. Kita harus berusaha menyelamatkan NU jangan sampai terjerumus dua kali di lubang yang sama,” tegasnya.

Sebelumnya, Gus Najih, putra Mbah Moen juga menyampaikan maaf atas ketidakhadiran Mbah Maemoen. Karena halaqah hari ini, Kamis 17 Januari 2019 adalah permintaan beliau. Sedianya halawah berlangsung 9 Januari. “Tetapi karena ada udzur beliau terpaksa tidak bisa rawuh,” jelas Gus Najih.

Gus Najih juga berharap peserta halaqah terus semangat. Karena hari-hari ini NU sudah dimanfaatkan untuk kepentingan politik. “Jangan sampai NU justru dipakai untuk memburu dunia,” tegasnya.

Hal yang sama disampaikan KH Ahfas Baidlowi sebagai tuan rumah. “Kami Ikut perhatin terhadap karut marut NU belakangan ini, terima kasih atas upaya para kiai dalam komite khittah 1926 NU ini, mudah-mudahan Allah memberikan pertolongan kepada para kiai,” jelasnya.

KH Salahuddin Wahid (Gus Solah) berharap halaqah V berlangsung tanggal Sabtu 16 Februari nanti, dan bisa dihadiri KH Tholhah Hasan (Malang) tokoh yang paham betul tentang khitthah. “Beliau siap hadir, tetapi mohon tempatnya harus netral dari kepentingan politik,” jelasnya.

Sementara Choirul Anam (Cak Anam) berharap Gus Solah diberi kesehatan dan kekuatan untuk memimpin KK 26 NU. “Dalam pandangan saya, tidak ada lagi yang bisa menyelamatkan NU sekarang kecuali dzurriyah, Gus Solah, Gus Hasib dll.” tegasnya.

Hadir dalam halaqah IV kali ini, Prof A Zahro, Prof Nasihin, KH Noer Maymun (Madura), para ulama yang tergabung dalam AUMA (Aliansi Ulama Madura), KH Dr Roazi Syihab, dll. (mky)