Salah satu finalis mempresentasikan ide tulisannya di ajang Beswan Djarum Writing Competition 2019 Jumat (3/5). DUTA/endang

SURABAYA | duta.co –  Mengatasi masalah sampah di perkotaan, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) membuat ide kreatif. Yakni Sampahqu yang merupakan aplikasi bank sampah dilengkapi dengan ojek online.

Ide itu dituangkan Terannisa Nabilah Balqis dlaam sebuah karya tulis untuk ajang Beswan Djarum Writing Competition Regional Surabaya, Jumat (3/5).

Terannisa mempresentasikan idenya itu di depan tiga dewan juri yakni Bambang Sampurno (dosen), Isa Ansori (praktisi media) serta Rizki Aris Yunianto (praktisi bisnis, dan juga alumni Beswan Djarum 2010/2011 dan owner Sego Njamoer).

Di depan dewan juri, Terannisa dengan lugas menjelaskan bahwa aplikasinya ini akan memudahkan masyarakat untuk menjadi nasabah bank sampah.

“Selama ini nasabah bank sampah harus datang ke lokais bank sampah untuk menyetorkan sampahnya. Ini yang kadang membuat nasabah malas karena jarak yang jauh dan sebagainya,” ujar Terannisa.

Karenanya di aplikasi ini nantinya dilengkapi layanan ambil sampah melalui ojek yang sudah disediakan. “Jadi masyarakat harus unduh lalu daftar aplikasi dan menikmati layanan yang ada,” tandasnya.

Dengan cara ini diharapkan sampah yang volumenya terus bertambah bisa dikurangi.

Ide ini merupakan salah satu dari 10 ide yang dituangkan dalam bentuk tulisan yang masuk dalam finalis untuk regional Surabaya.

Sepuluh ide tulisan itu merupakan karya mahasiswa dari beberapa daerah di Surabaya dan Indonesia Timur. Dari 10 itu terdiri dari lima humaniora dan lima iptek.

Salah satu juri, Bambang Sampurno mengatakan untuk writing conpetition kali ini jauh lebih baik secara kualitas dan kuantitasnya. “Pesertanya banyak dan ide-idenya bagus-bagus,” ujar Bambang.

Writing competition ini kata Bambang memang hanya diperuntukkan bagi penerima beasiswa Djarum.

Di mana mereka sudah mendapatkan banyak pelatihan mulai soft skill hingga menulis. “Dari pelatihan itu mereka bisa mengikuti lomba ini,” tukas Bambang.

Yang pasti di lomba ini bukan sekadar memberikan ide dari permasalahan sosial dan iptek yang ada, tapi memberikan solusi dari permasalahan itu.

Dewan juri lainnya yakni Rizki Aris Yunianto mengatakan kompetisi ini amat bergengsi. Bagi para penerima Beswan Djarum kompetisi ini menjadi impian.

Bukan karena hadiah yang bisa dua kali lipat dari beasiswa yang diterima tapi sudah pertaruhan almamater.

“Kaetika lolos keJakarta maka bukan hanya pribadi yang kita bawa tapi juga almamater. Kalau menang almamater kita juga akan bangga,” tukas Rizki.

Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Primadi H. Serad, mengatakan Writing Competition merupakan sarana dan wahana bagi Beswan Djarum untuk berani berpikir kritis terhadap permasalahan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia.

Kemudian mereka ditantang untuk memberikan kontribusi positif sebagai solusi dan menuangkan gagasannya dalam bentuk esai.

“Writing Competition merupakan salah satu upaya mempersiapkan Beswan Djarum sebagai pemimpin masa depan, yang tidak hanya cerdas dan berkarakter kuat, tetapi juga kritis dan kreatif dalam mencari solusi atas berbagai persoalan yang terjadi di lingkungan sekitarnya,” kata Primadi. end