PELUANG BISNIS: Dr Suyoto MSi saat memandu Seminar Industri 4.0 “Menciptakan Peluang Bisnis dengan Data” di Hall Sang Pencerah UMG. Duta/Humas UMG

GRESIK | duta.co – Data adalah kumpulan infornasi tentang apa saja. Siapa menguasai data akan menguasai apa saja. Dalam perang, menguasai data lawan berarti akan dengan mudah memenangkan pertarungan. Begitu juga dalam bisnis, siapa menguasai data kebutuhan manusia dan para pelaku bisnis maka dia akan dapat menciptakan banyak uang.

“Tidak mengherankan jika banyak pihak yang rela membayar mahal hanya untuk mendapatkan data,” Dr Suyoto MSi, pencetus manifesto ‘Gerakan Sosial Kesetaraan Data’ di Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG).

Karena itulah lanjut Yoto, sapaan akrab Dr Suyoto, pada sisi lain, usaha pengumpulan dan pengolahan data menjadi bisnis yang sangat menarik pula di era industri 4.0. Semakin banyak mereka yang membutuhkan data semakin moncer bisnis sekitar data. Sebut saja beberapa contoh spektakuler google dan facebook. Keduanya telah menjelma bukan hanya menyediakan bisnis periklanan namun yang lebih besar adalah bisnis data.

SEMINAR: Regy Wahyu saat memberikan materi seminar Industri 4.0 “Menciptakan Peluang Bisnis dengan Data”
Duta/Humas UMG

Ada jutaan manusia yang setiap hari tanpa sadar sekalipun telah membantu membuat mereka semakin kaya data. Data apa saja, mulai soal pribadi kesehatan, olah raga, hobby, kuliner, dan traveling sampai data data publik soal lokasi, jalan, ekonomi, sosial, cuaca dan sampai soal bencana.

“Pertanyaannya, apakah kita hanya akan menjadi kontributor dan objek bisnis? Kesenjangan akibat penguasaan teknologi informatika dan data menjadi salah satu dampak yang dikhawatirkan di era industri 4.0. Apakah kita akan menjadi bagian yang lemah atau yang kuat?” tanya mantan Bupati Bojonegoro ini.

Kondisi tersebut menggerakkan akademisi UMG ini untuk mengajak masyarakat  menyadari sepenuhnya bahwa data menjadi sebuah komoditas utama yang diberikan oleh kita dan diperuntukan untuk kita di dunia internet ini, tanpa mengetahui dimana keberadaan data tersebut. Masyarakat harus mulai menyadari bahwa seharusnya masyarakat tidak hanya menjadi object bisnis data tapi juga memperoleh keuntungan material dari data yang mereka kontribusikan.

“Masyarakat berhak mendapatkan nilai tambah dari data mereka. Dengan kesadaran inilah  menjadi gagasan awal ‘Gerakan Kesetaraan Sosial dalam Data’ ini muncul. Selain keinginan mewujudkan kontribusi nyata terhadap perkembangan dunia, tercapainya tujuan pembangungan berkelanjutan, terciptanya kehidupan tanpa diskriminasi, tanpa ada dominasi, tanpa eksploitasi dan tanpa ada pihak yang termarginalkan dan tertinggal,” urai Yoto.

Untuk itulah ada empat poin yang dideklarasikan, diantaranya, pertama, kepemilikan data tetap dan sepenuhnya berada pada tangan penghasil data, tidak ada monopoli data diantara sekelompok manusia, korporasi, maupun institusi lainnya.

KESETARAAN DATA: Manifesto Gerakan Sosial Kesetaraan Data (The Movement Of Social Equality On Data) di UMG.
Duta/Humas UMG

Kedua, adanya pengakuan atas hak kepemilikan bagi siapapun yang turut andil dalam proses penciptaan dan pengumpulan data. Ketiga, meminta kepada Pemerintah Eksekutif dan Dewan Legislatif untuk mengeluarkan perundang-undangan dan peraturan yang mendukung dan memastikan semangat manifesto gerakan ini terwujud.

Dan keempat, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bergabung dan mendukung gerakan ini demi kesetaraan dan keadilan bagi seluruh pihak.

Selain deklarasi ‘Gerakan kesetaraan Sosial dalam Data’ juga digelar Seri Seminar Industri 4.0, ‘Menciptakan Peluang Bisnis dengan Data’ dengan nara sumber Regy Wahyu, CO founder HARA, pencetus Gerakan Social Equality On Data lewat teknologi Blockchain.

Dalam paparannya, Regy menyatakan, dimana “Data Empower Billion People!” adalah Salah satu semboyan sebuah gerakan yang sedang mendapatka sambutan hangat di dunia internasional. Untuk itulah bersama dengan UMG ingin melakukan sebuah gerakan social dengan didasari sebuah manifesto mengenai kesetaraan sosial data bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Dimulai dari dari data petanian, makanan, dan pangan. Kami ingin melakukan gerakan untuk bisa memberi hak kepada semua pemberi data seperti petani dan orang orang yang terkait denagn pertanian dimana mereka adalah produsen-produsen pertanian dan juga produsen data,” ungkapnya.

“Dan HARA, akan melakukan ini pada para pemberi data secara transparan dan fair dengan menggunakan teknologi Blockchain,” tandasnya. rum

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry