
SITUBONDO | duta.co – Memperingati Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo menggelar dzikir dan doa bersama dengan Majelis Shalawat Bhenning Sokarajjhe Situbondo, Senin (18/8/2025).
Dzikir dan doa bersama yang mengambil Tema “Shalawat Kebangsaan” berlangsung di Alun-Alun Situbondo dan dihadiri Pengasuh Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo K.H.R Ahmad Azaim Ibrahimy, KH Ach Fadhail Rektor UNIB, Dr. KH Kholil, KH Abdul Quddus, KH Samsuddin Rusdi, dan Habib Abdullah Al Jufri.
Selanjutnya, KH. Al Mai Sufyan, Habib Husein Abu Bakar, KH Mas Mahfud Arifin, KH Ali Yafie Mughni, Bupati Situbondo, Ketua DPRD Situbondo, Kapolres Situbondo, Komandan Kodim 0823, Kepala Kejaksaan Negeri Situbondo, Ketua Pengadilan Negeri Situbondo dan tamu undangan lainnya.
Pengasuh Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, K.H.R Ahmad Azaim Ibrahimy, dalam Tausiyah-nya menerangkan, bahwa Salawat Kebangsaan ini untuk meneladani perjuangan pahlawan nasional KHR As’ad Syamsul Arifin dan pahlawan nasional lainnya.
“Kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan-pahlawan kita yang telah gugur harus disyukuri. Pada resolusi jihad, dawuh dari KH. Hasyim Asy’ari kepada santrnya KHR As’ad Syamsul Arifin menerangkan bahwa perjuangan tanpa niat yang baik tentu akan sia-sia. Maka penting dalam melakukan sesuatu dengan niat yang baik,” jelas K.H.R Ahmad Azaim Ibrahimy di hadapan puluhan ribu jemaah Majelis Shalawat Bhenning Sokarajjhe Situbondo.
Lebih lanjut, K.H.R Ahmad Azaim Ibrahimy menerangkan bahwa, dedikasi para pahlawan Indonesia yang telah gugur dalam merebut kemerdekaan ini dengan tulus hati mengabdikan jiwa dan raganya untuk negeri ini.
“Dalam jiwa para pahlawan kita terpatri semangat keagamaan, karena negeri ini adalah amanah yang ada di pundak kita semua. Dan negeri ini, titipan dari Allah SWT untuk kita rawat bersama,” terang Kyai Azaim.
Bukan hanya itu yang disampaikan Kyai Azaim, namun beliau menerangkan bahwa sudah 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia ini dirasakan Bangsa Indonesia. “Ada angka istimewa pada 80 dan tercatat dalam biografi KHR As’ad Syamsul Arifin. Pada bulan Agustus tanggal 4 tahun 1990, beliau Kyai As’ad dipanggil oleh Allah SWT dan beliau telah purna mengantarkan negeri yang telah diperjuangkannya,” jelas Kyai Azaim.
Sebagai Pahlawan Nasional, lanjut Kyai Azaim, harapan beliau Almarhum KHR As’ad Syamsul Arifin, seluruh anak bangsa bisa merawat dan menjaga negeri ini dengan baik dengan mengisi setiap kegiatan yang baik yang diiringi dengan penuh syukur.
“Mari kita semuanya bermuhasabah di setiap peringatan kemerdekaan RI pada bulan Agustus. Dan mari kita semua mensyukuri nikmat Allah SWT berupa Kemerdekaan Negara Republik Indonesia ini,” ajak Pengasuh Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo K.H.R Ahmad Azaim Ibrahimy, mengakhiri tausiyah kemerdekaan RI.
Sementara itu, Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo mengatakan, dawuh atau tausiyah yang disampaikan K.H.R Ahmad Azaim Ibrahimy mengandung banyak pesan pejuang kemerdekaan yang telah disampaikan Kyai Azaim.
“Para kusuma bangsa telah memberikan atau menghantarkan kemerdekaan Negara Repbulik Indonesia untuk kita semua. Maka, dalam mengisi kemerdekaan ini jangan sampai salah langkah,” jelas Mas Rio, Bupati Situbondo.
Selain itu, lanjut Mas Rio, Kyai Azaim juga membacakan Teks Pancasila. Dari sila pertama hingga sila ke lima saling berkaitan. “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, itu finishingnya. Dan Kabupaten Situbondo bukti sejarah penerimaan tunggal Azas Pancasila,” kata Mas Rio.
Penerimaan asas tunggal Pancasila di Situbondo, kata Mas Rio, merujuk pada keputusan Nahdlatul Ulama (NU) dalam Muktamar NU ke-27 tahun 1984 yang dilaksanakan di Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Kabupaten Situbondo.
“Keputusan ini diambil setelah melalui proses pembahasan dan pertimbangan yang cukup panjang, terkait hubungan antara Islam dan Pancasila,” pungkas Bupati Situbondo.
Pewarta: Heru Hartanto
Editor: Nizham Alkafy