JAKARTA | duta.co – Awal Agustus 2025, saham PT DADA Tbk ($DADA) sempat nyaris terlupakan. Diperdagangkan hanya di kisaran Rp7 per lembar, pergerakannya sunyi tanpa sorotan berarti. Namun dalam hitungan hari, situasi berubah drastis. Harga saham melonjak dari Rp7 menjadi Rp 16 per lembar, sementara antrian beli (bid) mencapai lebih dari 12 juta lot — fenomena langka yang biasanya hanya terjadi pada saham-saham primadona incaran investor besar.

Memang, hal lain yang cukup mengejutkan di pasar negosiasi (nego) DADA tercatat berpindah tangan pada harga Rp45 per lembar. Volume transaksinya bukan ratusan, melainkan puluhan ribu lot. Padahal di pasar reguler harga masih berada di Rp16.

“Dengan adanya partner strategis berskala global, nilai tambah jangka panjang bagi perseroan akan meningkat, sekaligus memperluas daya saing saham $DADA,” ujar Rendy Yefta, pengamat pasar modal.

Fenomena ini memunculkan pertanyaan besar: siapa yang rela membayar 300% lebih mahal di balik layar, jika bukan investor kakap yang melihat prospek luar biasa di depan?

Pasar modal Indonesia pernah menyaksikan transformasi PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI). Dari saham recehan yang diremehkan, berubah menjadi primadona bursa setelah aksi korporasi besar terungkap — memberikan keuntungan berlipat bagi investor awal.

Kini, pola itu tampak terulang pada DADA: Lonjakan harga dalam waktu singkat. Antrian beli menebal hingga jutaan lot. Transaksi nego di harga jauh lebih tinggi. Isu masuknya mitra strategis global yang semakin kencang terdengar.

Mengenal Backdoor Listing Antara  Peluang dan Risiko

Memang, fenomena backdoor listing kini kembali menjadi sorotan. Strategi ini kerap melahirkan lonjakan harga saham yang spektakuler, namun juga menyimpan risiko jika tidak dikawal analisis mendalam.

“Fenomena ini memang menjanjikan, tetapi investor tetap perlu bijak membaca peluang dan memastikan fundamental yang mendasarinya,” jelas Michael Wijaya dari komunitas saham @ber_investasi. Tentu saja hal ini juga terlihat bahwa apa yang terjadi di pasar tidak pernah berbohong. Antrian beli 12 juta lot dan transaksi nego di harga 300% lebih tinggi menjadi sinyal kuat bahwa DADA tengah diburu banyak pihak. Dari saham yang dulu dipandang sebelah mata, kini DADA berpotensi besar berevolusi — dari “cacing” menjadi “naga” di bursa Indonesia. Imm

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry