PONTIANAK | duta.co – Gerakan anti Pancasila kian terangan-terangan. Ini sejalan dengan aksi terorisme yang belakangan semakin marak. Ironisnya, pelaku bom bunuh diri tidak lagi dimonopoli lelaki, ada anak-anak dan bahkan perempuan. Itulah sebabnya, peran perempuan sangat dibutuhkan.

Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) dan Pengurus Wilayah Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama  (PW IPPNU) Kalimantan Barat menggelar Talk Show Ramadhan yang bertema “Pancasila Sebagai Pedoman Perempuan Generasi Milenial.” Acara ini dilaksanakan di Aula Kantor Kementrian Agama Kalimantan Barat Kamis (1/6/2018).

Talkshow ini sekaligus memperingati hari Kesaktian Pancasila yang bertepatan pada tanggal 1 Juni, acara diisi tiga pemateri, Yuliana AMd (Anggota DPRD Kalimantan Barat), Syf Aryana Kaswamayana (Bawaslu Kalimantan Barat), Umi Marzuqoh, S.E., M.Si (Aktivis Perempuan).

Ketua PKC Kopri Kalimantan Barat, Sri Wulandari dalam sambutannya mengatakan saat ini Indonesia mengalami degradasi toleransi, terlihat dari beberapa kasus akhir akhr ini, di mana kedok agama dijadikan pembenaran. Untuk itu Pancasila sebagai ideologi yang memuat nilai toleransi harus diterapkan, dan perempuan harus yakin terhadap nilai nilai Pancasila.

Sedangkan Ketua PW IPPNU Siti Rohimah dalam sambutannya mejelaskan bahwa perempuan saat ini harus melek terhadap hal hal positif. Ia percaya bahwa kader nahdliyin tidak mudah terpengaruh dengan hal hal negatif.

Pada saat Talkshow, Pemateri Umi Marzuqoh menjelaskan bahwa mestinya kita menerapkan rasa syukur terhadap negara ini karena kepluralannya. Perempuan harus ikut andil membangun negeri plural ini.

“Kita mesti syukuri, walaupun negeri ini beragam, namun tetap damai karena ada Pancasila. Patut diperhatikan bahwa perempuan saat ini tidak hanya menjadi objek namun juga subjek sebagai perubahan, dengan cara meningkatkan kualitas diri,” jelasnya.

“Sebagai bangsa Indonesia kita mesti bersyukur karena menemukan titik temu yaitu Pancasila,” ungkap pemateri Syf Aryana Kasmawayana.

“Bagi perempuan ruang kopetensi terbuka lebar. Perempuan di negeri ini harus menjadi sosok yang digandrungi dan dapat memberikan maanfaat  sehingga dibutuhkan semua kalangan. Perempuan harus bekerja , berintelektual dan merubah transformasi masyarakat,” imbuhnya.

Sedangkan Yuliana A.Md dalam penyampaian materinya menjelaskan bahwa perempuan akan sukses jika menerapakan tiap tiap sila yang ada dalam Pancasila. Karena Pancasila merupakan kepribadian bangsa.

Di akhir acara terdapat Kuliah Tujuh Menit (KULTUM) yang disampaikan oleh Kiai Jipridin. Dalam kultumnya ia memaparkan bahwa negara dan bangsa adalah pola. Beberapa pendekatan mengenai pola itu antara lain agama harus dijauhkan dari Nation State, artinya agama Islam tidak boleh disatukan dengan bangsa dan negara. Kemudian agama harus diformalkan dalam berbangsa dan bernegara, karena kalau tidak keduanya akan menyatu sehingga NKRI akan tergeser dengan ideology transnasional.

Ia juga mengingatkan tentang letak Puasa dan kerukunan. Puasa efeknya sangat baik dengan kerukunan karena puasa menahan ego, menahan darib sesuatu agar tidak kebablasan  danmenghindari nafsu angkara murka. Ramadhan itu panas, panas bagi orang yang tidak berpasa (azab ) dan panas bagi orang yang berpuasa (ujian).

Puasa harus dibarengi dengan ketakwaan, ketakwaan merujuk pada takut dan taat, seerta dapat mmebersihkan hati dari segala dosa . Takwa merupakan derajat paling luhur. Menurutnya Indonesia di bulan puasa akan rukun dan tenteram jika orang orang yang berpuasa merasakan betul hikmah di balik mereka berpuasa.(mau)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry