MAKKAH | duta.co – Para jamaah haji bergerak menuju ke Arafah untuk melakukan ibadah wukuf Kamis dini hari ini. Salah satu persiapan terlihat di tenda Arafah dan Mina dilakukan rombongan jamaah haji khusus Atria di maktab 111. Maktab ini adalah maktab yang paling terdekat ke Jamarat dan berdampingan dengan escalator menuju Jamarat.
“Di samping itu transportasi bus sangat penting baik kondisi fisik bus dan sustem manajemen syarikat terkait,” kata Dirut Atria Zainal Abidin kepada duta.co di Makkah Kamis 31 Agustus 2017 dini hari.
Semua menjadi pertimbangan komprehensif dari aspek legalitas, usia bus, manajemen syarikat, driver dan fasilitas di dalamnya.
Karena hari-hari di Arafah dan kegiatan di Mina serta kegiatan di Masjidil Haram memerlukan kesiapan sarana transportasi dan pendampingan yang efektif agar dapat melaksanakan prosesi ibadah sesuai program yang telah direncanakan.
“Seperti biasanya Atria memilih rute perjalanan ke Arafah tanggal 9 Dulhijjah setelah sholat Subuh,” kata Zainal.
Lalu wuquf di Arafah yang dimulai setelah tergelincirnya matahari (saat Dhuhur WSA).
Selanjutnya, kata dia, meninggalkan Arafah menuju Muzdalifah sekitar pukul 21.30. Lalu mabid di Muzdalifah hingga separo malam sambil memilih batu untuk balang jumrah.
“Meninggalkan Muzdalifah setelah pukul 00.15 diharapkan tiba di Haram sebelum pukul 02.00 yang diteruskan Tawaf Ifada, sa’i dan tahallul awal. Tentu pertimbangannya adalah kaum ibu agar segera menyelesaikan Ifadah-nya sebagai salah satu rukun haji yang tidak bisa digantikan, sementara syarat Tawaf wajib suci dari hadas,” katanya.
Sedangkan lempar jumrah Aqobah pada tanggal 10 Dhulhijjah, hukumnya wajib dan tidak disyaratkan suci dari hadas.
Tanggal 10 Dulhijjah sore hari menuju Mina untuk lempar Aqobah dan mabit. Bagi jamaah resti alias risiko tinggi diminta untuk tetap tinggal di Mina hingga tanggal 12 Dulhijjah (nafar awal). Tetapi bagi yang ingin mabid separo malam difasilitasi untuk kembali ke hotel di Makkah atau home stay di Aziziyah yang berlokasi di bibir Mina (dekat sekali dengan Mina).
Tanggal 11 Dulhijjah menuju Mina untuk mabit dan lempar jumrah ula, usta dan Aqabah.
Tanggal 12 Dulhijjah pagi akan melempar jumrah ula wusta dan aqobah yang diteruskan kembali ke Makkah atau transit di Aziziyah. Demikian ini adalah nafar awal.
Sambil menunggu kepulangan ke tanah air, maka tanggal 14 Dulhijjah akan melakukan tawaf wada’ (tawaf perpisahan). Maka selesailah rangkaian prosesi haji Atria. “Semoga menjadi haji Mabrur. aamiin,” kata Zainal.
Kafilah haji Atria sebanyak 84 orang akan kembali ke tanah air pada 6 September dengan SV 816 Jed- Ckg. dan dg GA 318 CKG – Juanda tgl 7 September 2017 pukul 15.10 – 16.45.
Dari 84 jemaah Atria terdapat 1 (satu) orang yang harus dilakukan Safari wukuf karena mengalami operasi tulang di RS Malik Faisal.
“Alhamdulillah secara medis mereka semakin sehat dan secara umum seluruh jemaah Atria dalam keadaan sehat dan siap Insyaa Allah,” katanya.
Rombongan haji Atria tentu berhaji untuk dirinya sendiri, tetapi berdo’a untuk bangsa dan negeri Indonesia tercinta, “Juga untuk para pemimpinnya,” katanya. (gas)