
SIDOARJO | duta.co – Program Sehari Sedekah Seribu (S3) yang diinisiasi Seksi Sosial RW-10 Desa Sidorejo, Kecamatan Krian, Sidoarjo bisa menjadi tolok ukur (timbangan) bagaimana kondisi ekonomi wong cilik, termasuk sisi usaha UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengan) belakangan ini, lesu atau gairah?
“Target menambah jumlah kaleng donasi S3, tidak mudah. Sementara, secara faktual jumlah yang layak menerima manfaat terus bertambah. Harus ada upaya membangkitkan kembali semangat berbagi,” demikian disampaikan Ipung, pengawal program S3 RW-10 Desa Sidorejo, Krian, Sidoarjo saat menghitung peroleh kaleng S3 bulan Oktober 2024 di Balai RW-10, Rabu (6/11/24) malam.
Program S3 ini sudah berjalan lebih dari dua tahun. Lebih dari 20 orang penerima manfaat setiap bulannya. Program ini bermula ketika pemerintah mengurangi penerima BLT (Bantuan Langsung Tunai) yang biasanya menyasar 13 orang, kemudian menjadi tiga penerima saja. Sementara, mereka yang didrop dari daftar BLT, belum mampu recovery (pemulihan).
“Masih banyak problem dasar yang belum bisa kita jawab. Misalnya, ada warga yang tidak mampu menanggung dampak atau risko menyekolahkan anak. Mungkin, sekolahnya gratis, ada BOS (Bantuan Operasional Sekolah), tatapi bagaimana dengan kebutuhan akibat dari sekolah itu? Ini masalah serius,” urai Ust H Bona Teguh, yang membawahi Seksi Sosial RW-10.
Akhirnya, TIM S3 RW-10 sepakat untuk berbenah. Membangkitkan kembali semangat internal maupun membuat jejaring baru dengan eksternal. “S3 bisa jejaring dengan Lazisnu (Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh NU) atau Lazismu (Muhammadiyah) atau Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) Kabupaten Sidoarjo. Ada space (ruang) yang bisa disinergikan,” saran Ketua RW-10 Mokhammad Kaiyis.
Menurut Kaiyis — salah satu pengurus AKSAN (Aksi Kemanusiaan) yang berkantor di Gedung Museum NU Surabaya ini — baik Lazisnu, Lazismu maupun Baznas, memiliki tanggungjawab yang sama, mengangkat saudara kita yang lemah. “Sampai urusan pengusaha kecil, UMKM, mereka bisa mendapat penambahan modal, atau pendampingan penjualan produk secara gratis,” jelasnya.
Ipung memastikan, dalam waktu dekat akan mengundang seluruh donatur unternal di RW-10 Perum Graha Permata Sidorejo Indah. “Kita undang semua. Pertama, tentu berterima kasih, ikut bangga karena selama ini mereka sangat konsisten mengisi kaleng S3. Kedua, perlu kami laporkan alokasi dana S3 selama ini, berikut saldo yang ada. Syukur kalau nanti bisa mengundang donatur eksternal,” pungkasnya.
Kepala Desa Sidorejo, Hery Sucipto Achmadi ST mengapresiasi gerakan sosial ini. Apalagi Kades Hery sendiri adalah bagian dari donatur S3. “Saya pribadi terima kasih kepada Tim S3 RW-10. Kepedulian dan kekompakan ini harus kita jaga bersama. Kami siap membantu jika ingin bersinergi dengan Lazisnu, Lazismu atau Baznas,” tegasnya.
Menurut Pak Hery, panggilan akrabnya, di desa memang harus ada gerakan ekonomi warga. Dengan begitu, kita bisa menciptakan donatur-donatur baru untuk membantu yang lemah. “Dan lebih bagus lagi, ada upaya, gerakan ekonomi untuk membangkitkan penerima manfaat menjadi pemberi manfaat,” jelasnya. (mky)