JAKARTA | duta.co – Penyakit orang kaya Indonesia, umumnya, tidak peduli dengan situasi buruk perekonomian dalam negeri, termasuk ambruknya rupiah. Padahal, jika orang kaya peduli, rupiah tidak perlu lama-lama tersungkur oleh dolar.

Sandiaga Salahuddin Uno, minta semua pihak duduk bersama. Bersatu padu mengatasi rupiah yang sedang kedodoran. Turunkan tensi politik saat nilai tukar rupiah melemah atas dolar AS. Dia berharap tidak ada kegaduhan sampai nilai tukar rupiah benar-benar kuat.

Disamping itu, Sandi segera menukarkan aset dolar Amerika Serikat yang dimilikinya ke rupiah. Aksi ini dinilai efektif untuk memperkuat rupiah. “Politisi kita minta shut up dululah. For the next two weeks, jangan dulu, termasuk dari pihak kita. Saya bilang tunggu, kita turunkan tensi dulu,” ucap Sandiaga dengan nada serius.

Ekonom INDEF, Bhima Yudhistira mengatakan, langkah pengusaha sekaligus bakal calon presiden Sandiaga Uno akan lebih efektif memperkuat rupiah bila diikuti tokoh lainnya. Baik itu pelaku usaha maupun para elit politik yang notabenenya adalah panutan masyarakat umum.

“Kalau saja misalnya 50 orang terkaya di Indonesia mengikuti langkah Pak Sandiaga Uno untuk menukarkan dolar AS ke rupiah itu efeknya akan lebih besar daripada repatriasi dana tax amnesti yang pernah dilakukan kemarin,” kata dia Bhima kepada detikFinance melalui sambungan telpon, Rabu (5/9/2018).

Orang-orang kaya RI, kata Bhima, menguasai korporasi alias perusahaan raksasa. Di mana, korporasi raksasa ini banyak memiliki dolar AS. “Terutama kan penguasaan dolar AS kan saat ini dikuasi oleh koorporasi gitu ya. Selama ini koorporasi selama ini di dalamnya dimiliki oleh orang-orang terkaya yang namanya masuk ke dalam daftar forbs. Kan di dalamnya ada termausk pak Sandiaga Uno kan disana,” tambah dia.

Ingat Tahun 1998

Apalagi, sambung dia, orang terkaya RI pemilik korporasi besar tentunya juga adalah pelaku ekspor. Selain menukar dolar AS ke rupiah, para orang terkaya RI ini juga bisa membantu pemerintah membawa pulang devisa hasil ekspor.

“Nah orang orang kaya ini juga sebagai eksportir yang sebagian besar memarkirkan uanganya devisa hasil ekspor itu di bank luar negeri. Kita harapkan mereka juga memulangkan devisa hasil ekpornya ke Indonesia dan melakukan konversi hasil devisa hasil ekspor kepada rupiah. Ini cukup signifikan unutk menguatkan rupiah,” tandas dia.

Kondisi sekarang mirip dengan 1998. “Pernah. Dulu tahun 1998 itu ada gerakan aku cinta rupiah. Kan itu karena dari gerakan itu kita hampir sama, yaitu gerakan moral untuk menukarkan dolar AS kepada rupiah terutama bagi para pengusaha yang orientasinya ekspor ataupun jasa keuangan perbankan itu pernah dilakukan,” kata Bhima. Masalahnya, sejauh mana kepedulian orang kaya kita? (sumber detikFinance)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry