SURABAYA | duta.co – Sejak hari tenang sampai menjelang penetapan KPU Provinsi yang sedianya dilakukan Senin (9/7/2018), rumah Khofifah Indar Parawansa tak ada sepinya. Tamu dari berbagai daerah, tua muda, terus berdatangan.
“Subhanallah! Ini ibu-ibu dari pelosok desa di Kabupaten Nganjuk, bersusah payah ke mari. Mereka ini sudah berjuang di daerahnya, masih harus sewa mobil, rombongan ke Surabaya. Sudah begitu masih membawakan oleh-oleh gethuk pisang,” demikian Khofifah saat menyambut tamu-tamunya, Jumat (6/7/2018).
Rumah di Jl Jemursari VIII Surabaya itu memang ‘dibuka blak’. Tetapi, tetap saja tidak semua tamu bisa bertemu gubernur terpilih. Jumat kemarin, misalnya, Khofifah sudah mendatangi acara di Kampus Unair Surabaya. Sejumlah tamunya harus balik tanpa bertemu dengannya.
Kendati begitu, mereka mengaku puas karena sudah sampai di rumahnya. Di sini mereka dipersilakan makan, minum, salat berjamaah. Sebelum pulang, rombongan yang banyak diisi ibu-ibu muslimat NU itu, tak lupa mendoakannya.
“Jadi mirip roudhoh, ada yang datang menangis saking senangnya. Ada yang berdoa sambil menangis agar Bu khofifah diberikan kekuatan menjalankan amanah rakyat Jatim. Ada yang merasa plong karena sudah 10 tahun perjuangan untuk Ibu Khofifah. Macam-macamlah,” jelas KH Majskur Hasyim tokoh PPP Jatim yang setia mendampingi para tamunya kepada duta.co.
Tak kalah lucu, rombongan tamu dari Jombang. Mereka ini belum mengetahui alamat rumah Khofifah di Jl Jemursari VIII Surabaya. Rombongan langsung masuk ke Graha Astranawa, Gayungsari Timur 33 Surabaya. Salah satu dari mereka langsung minta bertemu dengan Bu Khofifah. “Saya rombongan dari Jombang, mohon maaaf bisa bertemu dengan Ibu Khofifah?” tanyanya.
Ketika dijelaskan bahwa rumah Bu Khofifah ada di Jalan Jemursari VIII Surabaya, belakangan Rumah Sakit Islam (RSI), rombongan tersebut langsung mengambil kembali oleh-olehnya yang sudah telanjur diturunkan. “Maaf tidak pernah ke Surabaya. Saya hanya dengar rumahnya di depan Masjid Agung,” kata yang lain. Ada-ada saja. (mky)
