Keterangan foto koranindonesia.id
JAKARTA | duta.co – Ekonom senior DR Rizal Ramli gencar mengritik Presiden Jokowi. Pasalnya, Jokowi yang juga capres petahana memang layak dikritik sebab banyak kebijakannya keliru serta tidak memihak rakyat.
Rizal Ramli mengakui bahwa ada program kerja Presiden Joko Widodo yang berhasil selama periode pertama. Salah satunya di bidang pembangunan infrastruktur.
Namun demikian, Menko Perekonomian era Presiden KH Abdurrahman Wahid ini meminta Jokowi untuk tidak over klaim. Jokowi, kata dia, juga harus mengakui kegagalannya selama memimpin dan strategi baru untuk memperbaiki kegagalan tersebut.
“Saya minta Pak Widodo sportif mengakui kegagalan yang ada. Jelaskan juga strategi yang baru dalam 5 tahun ke depan,” tegas Rizal yang kini enggan memanggil Mas Jokowi di Semarang, Sabtu (2/3/2019).
Dalam catatan RR, sapaan akrab Rizal Ramli, Jokowi gagal di bidang ekonomi dan pangan. Di ekonomi, Jokowi gagal memenuhi target pertumbuhan ekonomi 7 persen. Selama ini, pertumbuhan ekonomi hanya di kisaran 5 persen.
Sementara di bidang pangan, Jokowi juga gagal memenuhi janji untuk tidak impor bahan pangan.
“Kalau ngaku maaf target tidak tercapai, rakyat Indonesia seneng kok. (Lalu bilang) ’saya akan ganti strategi nih’. Tapi itu tidak keluar dari Pak Widodo dan timnya,” tegas RR.
Tidak hanya urusan program kerja. RR juga meminta Jokowi untuk lapang dada mengakui keberhasilan kinerja pemerintahan sebelumnya.
Salah satunya mengenai UU Desa. RR merupakan bagian penting dari penerbitan UU tersebut. Tercatat, UU Desa merupakan perjuangan dari Asosiasi Kepala Desa dan Parade Nusantara, di mana Rizal Ramli menjadi ketua dewan pembina pada tahun 2012.
“Jadi tidak bisa pak Widodo klaim ini prestasi dia. Tolong yang jujur, yang fair kalau ada prestasi pemerintah sebelumnya akuilah jangan semua di klaim, itu tidak ksatria, malah membuat orang jijay,” pungkasnya.
Pidato Presiden Joko Widodo saat acara Konvensi Kerakyatan di SICC, Sentul, Bogor, Minggu (24/2) juga disayangkan oleh Rizal Ramli. Sebab, dalam pidato itu, Jokowi kembali menyinggung kepemilikan lahan ratusan hektare rivalnya, Prabowo Subianto.
“Jadi kalau ada konsesi besar yang ingin dikembalikan ke negara, saya tunggu, saya tunggu sekarang,” ucap Jokowi di hadapan pendukungnya.
Bagi RR, pidato itu menunjukkan kekerdilan Jokowi sebagai seorang presiden. Ini lantaran Jokowi terkesan menarget orang tertentu dalam mengambil kebijakan. Sementara, Jokowi sendiri sebenarnya dikelilingi oleh para pemilik lahan besar.
“Saya mohon maaf dari pidato seperti itu, Presiden Joko Widodo kerdil. Karena pemilik tanah yang besar ada di sekitarnya. Kalau mau lakukan itu, ambil tanah semuanya yang besar-besar bagikan pada rakyat. Jadi jangan kerdil jadi presiden,” ujarnya saat ditemui di kawasan Tebet, Jakarta.
Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu menuturkan bahwa sebagai seorang presiden, Jokowi harus bisa mengeluarkan kebijakan yang berlaku untuk semua rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Kebijakan presiden, sambungnya, tidak bisa hanya diberlakukan untuk lawan politik.
“Harusnya presiden Man of honor. Kebijakannya berlaku untuk semua. Bukan orang per orang yang ditargetkan. Ini kan orang per orang ditargetkan. Ambil saja tanah yang kebanyakan itu pendukung Jokowi bagi sama rakyat, itu baru hebat,” tegasnya.
Jokowi, sambungnya, tidak perlu takut mengambil tanah atau lahan yang dikuasai orang-orang kaya, jika tujuannya untuk kepentingan negara. Apalagi, pemimpin di negara-negara di Amerika Latin telah memberi contoh konkret pengambilalihan lahan tersebut.
“Itu di Amerika Latin banyak yang begitu, presidennya revolusioner. Tanah orang kaya diambil semua dibagikan ke rakyat. Jadi ini menunjukan kekerdilan seorang presiden Jokowi, mohon maaf,” tandasnya. (rmol/hud)
Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry