
JAKARTA | duta.co – Sejumlah nama yang masuk jajaran kepengurusan Pengurus Besar (PB) Ikatan Alumni (IKA) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) periode 2025-2030 di bawah pimpinan Ketua Umum Fathan Subchi, mulai rontok. Mereka merasa dicatut, tanpa konfirmasi terlebih dulu.
Setelah Aqib Ardiansyah yang namanya berada di jajaran pimpinn harian, kini, suara yang sama datang dari Carman Ansari Ear Latief, SSos, Staf Khusus Kemenkum RI. Ia didudukkan di jajaran Wakil Ketua Umum/Anggota Presidium PB IKA PMII, dan menolak secara halus.
“Mengucapkan apresiasi kepada Mas Fathan atas kesempatan yang diberikan. Namun dengan segala hormat, saya tidak berkenan dimasukkan dalam susunan kepengurusan PB IKA PMII di bawah kepemimpinan Mas Fathan,” demikian Carman kepada wartawan, Kamis (27/3/2025) sebagaimana diunggah detik.com.
Selain Carman yang tidak berkenan masuk PB IKA PMII versi Fathan, ada juga nama Prof Dr Ahmad Mubarok, MA di jajaran Majelis Pertimbangan organisasi. “Padahal beliau ini sudah meninggal dua tahun lalu. Masak almgahfurlah disuruh masuk Majelis Pertimhangan Organisasi, mengurus organisasi. Ini kelihatan sangat tidak selektif dan main-main,” tegasnya.
Dalam pantuan duta.co, jika yang dimaksud Prof Dr Ahmad Mubarok, MA itu adalah salah satu pendiri Partai Demokrat (PD), maka, yang bersangkutan telah meninggal dunia Kamis (4/5/2023). “Jadi, jelas. Kepengurusan ini maunya mulus di Kemenkumham RI, juga menjadi simulasi perebutan Ketum PBNU 2027. Saya setuju dengan analisa CSIIS, Dr M Sholeh,” tambah sumber tersebut.
Menurutnya, gelombang eksodus itu akan terus terjadi. “Saya sangat yakin, masih banyak nama-nama yang akan menyusul mundur,” tegasnya.
Sebagaimana kabar duta.co, rapat formatur (kepengurusan) ini dihadiri Imam Nahrawi (mewakili Jawa), Ahmad Zarkasih (mewakili Sumatera), Mulyadi Tawik (mewakili Kalimantan), Mulyadi Prayitno (mewakili Sulawesi) dan Mumin Refra (mewakili Indonesia Timur). Susunan kepengurusan ini dibentuk secara mufakat.
“Alhamdulillah hasil rapat formatur berhasil menyusun dan menyepakati susunan Kepengurusan PB IKA PMII Periode 2025-2030, yang merepresentasikan senioritas, ketokohan, kapasitas akademi, dan kewilayahan yang ada,” jelas Fathan Subchi di Jakarta, Rabu (26/03/2025).
Dalam catatan Dr M Sholeh Basyari, Direktur Eksekutif CSIIS (Center for Strategic on Islamic and International Studies), formasi kepengurusan PB IKA PMII Periode 2025-2030, ini cukup bagus. Mencerminkan kuatnya sinergi dan akomodatif sebagai kompromi terbaik.
Bahkan ia mendengar kabar saat struktur kepengurus PB IKA PMII diumumkan, sejumlah kekuatan terus berkonsolidasi. Masuknya nama Masyhuri Malik, secara simbolik menggambarkan gagalnya fihak tertentu untuk melibatkan PBNU terkait Munas PB IKA PMII maupun mempersoalkan produk hukumnya.
“Meski tidak ada nama mengejutkan dalam struktur tersebut, tetapi dengan masuknya nama-nama besar seperti Nusron Wahid, Juri Ardiantoro, juga Aminudin Maruf, menunjukkan struktur ini efektif mematahkan konsolidasi Abdul Kadir Karding-Sudarto,” urainya.
Menurut M Sholeh kabinet (baru) Fathan ini, sebagai the dream team. Struktur PB IKA PMII ini, adalah komposisi potensi dan sumberdaya utama kepemimpinan NU saat ini. Kepemimpinan PB IKA PMII hasil Munas ke-7, dinilai sangat ideal.
“Struktur tersebut menggambarkan wajah presidium yang kuat, meski dengan shape kepemimpinan tunggal (ketua umum). Struktur tersebut tidak berlebihan jika disebut mencerminkan tim impian (the dream team). Tim impian atau setidaknya tim simulasi PBNU 2027,” terang Sholeh sambil tersenyum. (mky,detik.com)