BUKAN INTERVENSI: JK hadiri acara PPP versi Romi.

JAKARTA | duta.co – Ketua Umum PPP memberi kesaksian agak beda dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan soal campur tangan Wapres Jusuf Kalla dalam pengajuan nama Anies Baswedan sebagai cagub di pilgub DKI Jakarta. Pada 23 September 2016 dini hari, tepatnya pukul 02.00 WIB, telepon genggam Ketua Umum PPP Romahurmuziy (Romi) berdering. Muncul nama Wakil Presiden Jusuf Kalla di layar ponsel selebar 4,7 inci itu.

Saat itu, Wapres  JK tengah berada di Caracas, Venezuela, untuk sebuah kunjungan kenegaraan. Melihat yang menghubungi adalah seorang wakil presiden dan tokoh politik yang dihormati, Romi pun mengangkat telepon genggamnya.

Padahal saat itu dia tengah berada di salah satu ruangan di kediaman Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Selain Romi dan SBY, ada Ketum PKB Muhaimin Iskandar serta Ketum PAN Zulkifli Hasan.

Dari seberang telepon, JK mengabarkan kepada Romi bahwa Ketum Gerindra Prabowo Subianto bisa menerima Anies Baswedan sebagai calon gubernur dan Sandiaga jadi cawagub.  Prabowo, yang di kalangan elite politik biasa dipanggil dengan ’08’, menerima duet Anies-Sandi dengan syarat PPP bergabung. Namun sayang saat JK menelepon Romi, PPP bersama PAN, PKB, dan Demokrat baru saja mencapai kata sepakat untuk mengusung Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

“Sempat sesaat sesudah kita ambil putusan di Cikeas sekitar jam 2 dini hari tanggal 23 September 2016, saya ditelepon Pak JK yang sedang di Caracas, menginfokan bahwa Anies-Sandi bisa diterima oleh 08, asalkan PPP bergabung,” kata Romi  Kamis (4/5/2017).

Kepada JK, Romi menyampaikan terus terang bahwa keputusan sudah diambil oleh PPP, PD, PKB, dan Demokrat. Secara politik, keputusan itu tak mungkin untuk dibatalkan.

“Yang saya terima jawaban, Pak JK adalah beliau memahami keputusan itu,” tutur Romi. Dari sini memang tak ada intervensi dari JK sebab peta pilgub tak berubah.

Dimintai konfirmasi terpisah, Wapres JK menegaskan tidak melakukan intervensi atas pilihan Ketum Gerindra Prabowo Subianto, yang mendukung pencalonan Anies Baswedan saat itu.

“Kalau orang berbicara, memangnya intervensi? Masak saya tidak bisa bicara? Kalau saya bicara sama Anda, intervensi nggak? Nggak kan? Kalau orang berbicara kan boleh saja. Apa salahnya? Semua teman saya,” kata JK di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (4/5).

Romi mengakui dia tak berhasil melobi Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono agar mau menerima Anies Baswedan sebagai bakal calon Gubernur DKI. PD, PAN, dan PKB mengajukan nama Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni sebagai cagub dan cawagub DKI. Semua partai yang dilobi Romi menolak nama Anies sebagai cagub DKI.

PPP, yang mengikuti pertemuan di kediaman Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, ikut dalam koalisi mendukung Agus-Sylvi. Di hari kedua pendaftaran cagub-cawagub DKI, tepatnya 22 September 2016, Romi ditelepon oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

“Kali berikutnya, tanggal 22 September 2016, hari ke-2 pendaftaran pilkada, saya dihubungi 08 untuk bergabung mengusung Sandi dan meninggalkan Cikeas,” kata Romi. Tapi PPP tetap dukung Agus – Sylvi.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) hanya berkomentar singkat soal adanya dorongan politik dari Jusuf Kalla untuk pencalonan Anies Baswedan ke Prabowo Subianto. Sambil tertawa, Ahok hanya mengucapkan selamat.

“Selamatlah,” ujar Ahok sambil tertawa di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (4/5/2017).

Terungkapnya pengaruh JK dalam Pilkada DKI mulanya disampaikan Ketum PAN yang juga Ketua MPR Zulkifli Hasan. Menurutnya JK meyakinkan sejumlah pihak untuk mencalonkan Anies sebagai cagub DKI Jakarta. (hud,det)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry