HAUL KE-16 RIYANTO: Ketum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas saat ziarah makam Riyanto.|duta/arif

Gelar Diberikan Ketum GP Ansor dan Pengurus Gereja

HAUL KE-16 RIYANTO: Ketum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas saat ziarah makam Riyanto.|duta/arif

MOJOKERTO-Riyanto, anggota Banser Kota Mojokerto yang gugur membawa lari bom demi mengamankan jemaat malam Natal 2000 di Gereja Eiben Haezer Mojokerto, diberi gelar pejuang kerukunan umat beragama. Gelar diberikan oleh Ketua Umum (Ketum) GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas bersama pengurus gereja pada haul ke-16 gugurnya Riyanto.

Yaqut berharap perjuangan Riyanto mengilhami anggota Banser di seluruh Indonesia untuk menjaga keutuhan NKRI dan kebhinnekaan bangsa Indonesia.  Peringatan haul Riyanto ini diawali dengan napak tilas di Gereja Eben Heizer di Jalan Kartini, Kota Mojokerto.

Di lokasi ini, Riyanto gugur akibat ledakan bom yang dia bawa lari dari dalam gereja pada malam Misa Natal 16 tahun silam. Rombongan sempat menaburkan bunga di lokasi Riyanto gugur saat bom meledak dan mengoyak tubuhnya.

Riyanto dan bajunya yang compang-camping akibat terkena ledakan bom yang dibawanya lari.|duta/arif

Selanjutnya, bersama sejumlah pengurus gereja, Yaqut yang didampingi Ketua Satkornas Banser Alfa Isnaini beserta puluhan anggota Banser dan GP Ansor berziarah ke makam Riyanto di Kelurahan Kecamatan Prajurit Kulon. Acara dilanjutkan di kediaman keluarga Riyanto di Lingkungan Prajurit Kulon Gang Baru.

 “Peringatan haul Gus Dur dan sahabat kita Riyanto ini untuk menyampaikan pesan dan spirit bahwa negara kita banyak perbedaan. Perbedaan itu menjadi fitrah, seharusnya tak menjadi sumber perpecahan. Namun, kita kelola menjadi hubungan yang produktif untuk mempertahankan NKRI,” kata Yaqut kepada wartawan, Kamis (22/12).

 Pria yang akrab disapa Gus Yaqut ini menjelaskan, pengorbanan Riyanto yang rela mati demi menyelamatkan jemaat Gereja Eben Heizer sebagai bentuk perjuangan menjaga kemanusiaan. Perjuangan itu perlu diteladani saat ini terutama semakin banyaknya aliran yang ingin merong-rong NKRI dan kerukunan antar umat beragama.

 “Seperti disampaikan Pendeta Ortodok Rusia benar bahwa sahabat Riyanto rela mati demi memberi hidup bagi yang lain. Ini semangat yang kami tangkap, mudah-mudahan sahabat Banser akan mengikuti semangat ini, bahwa demi kemanusiaan dan keutuhan negara ini mereka siap mengorbankan apa saja, bahkan jiwa,” tandasnya.

bersama pengurus gereja di Mojokerto, Kamis (22/12). |duta/arif

 Dalam kesempatan itu, Gus Yaqut juga menginstruksikan anggota Banser di seluruh Indonesia agar siap membantu polisi menjaga keamanan selama Natal 2016 dan Tahun Baru 2017. Itu menyusul ancaman teror yang diungkap Densus 88 Antiteror Mabes Polri beberapa waktu lalu.”Dari rangkaian bom yang ditemukan Densus 88, kami yakini itu bagian teror menjelang Natal. Sebagai ketua umum Ansor sekaligus panglima tertinggi Banser saya memerintahkan kepada sahabat Banser di seluruh Indonesia untuk berperan dalam pengamanan ini, tentu koordinasi lebih dulu dengan aparat keamanan,” katanya.

Gus Yaqut ini menjelaskan, Banser mempunyai kekuatan 1,7 juta personel di seluruh Indonesia. Menurut dia, para Banser di setiap daerah siap untuk membantu polisi dan TNI dalam menjaga keamanan selama perayaan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017.

 Namun, pihaknya menjaga agar tak menimbulkan kesan Indonesia dalam situasi darurat, dia meminta pengurus Banser di setiap daerah berkoordinasi dengan Polri dan TNI.

“Kami minta sahabat Banser seluruh Indonesia supaya menunggu ada permintaan baik dari pihak keamanan dan pihak gereja. Kami tak mau menimbulkan kesan negara kita dalam kondisi darurat,” tandasnya.

Hingga saat ini, seragam Riyanto masih tersimpan di Museum NU di Gayungsari Timur Surabaya. Pada bagian lengan kanan tampak compang-camping. Sedangkan pada bagian perut tampak sobek. Nama Riyanto juga diabadikan sebagai nama jalan di Kota Mojokerto. ari

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry