KEDIRI | duta.co – Ricuh! Pada tengah acara Debat Publik Pilwali Kota Kediri yang digelar di Hall IKCC Kota Kediri, Senin (24/4/2018) sempat diwarnai ricuh. Penyebabnya, karena tampilan di layar LCD itu, kemudian disiarkan langsung, lebih banyak gambar Pasangan Calon (Paslon) nomor urut dua.

Sontak saja, beberapa orang berpakaian merah, putih dan jas warna oranye berlari ke ruang studio mini milik salah satu televisi lokal, yang menyiarkan langsung acara tersebut. Dengan penuh emosi, mereka meminta agar semua peralatan dimatikan, karena ini langsung.

“Matikan saja atau acara ini kita ulang mulai awal. Sejak awal terlalu banyak gambar Paslon nomor dua,” jelas Ahmad Qodiron, perwakilan tim sukses Paslon Nomor Tiga.

Terlihat Ketua KPU Kota Kediri, H. Agus Rofiq, Kapolres Kediri Kota AKBP Anthon Haryadi selaku penanggung jawab keamanan acara dan Dandim 0809 Kediri, Letkol (Kav) Dwi Agung Sutrisno langsung menuju lokasi.

Memang demi suksesnya pelaksanaan acara debat publik bertema ‘Pemilih Berdaulat Negara Kuat’, pihak KPU menunjuk salah satu stasiun televisi lokal untuk menyiarkan langsung. Kemudian dua stasiun televisi lokal untuk melakukan siaran tunda.

“Ini pada dua televisi, tiba-tiba penerjemahnya hilang. Banyak penyandang tuli yang protes,” begitu protes Ketua Gerkatin Jawa Timur, Masykurun yang juga hadir dalam acara ini.

Pihak KPU pun berusaha menginggatkan hal ini, dan didapat keterangan sedang proses perbaikan. “Sudah kami ingatkan agar ditampilkan,” kata Moch Wahyudi, Komisioner KPU.

Namun tak juga berubah tampilan dan disinyalir ada dominasi tampilan, menjadi pendukung Syamsul Ashar-Junaidi beranjak dari kursi.

“Jadi pertama tampilan selalu kamera utama. Kedua, saat kita rapat sudah kita ingatkan ada layar jumlahnya empat, kenapa selalu ditampilkan nomor urut dua dulu. Kenapa sebelum acara tidak ada gladi bersih dengan mengundang kita. Ini menunjukkan mereka tidak profesional,” terang Odi, sapaan Ahmad Qodiron dengan nada geram.

KPU pun minta semua pihak sabar menunggu perbaikan. (nng)